3 Alasan Rusia Setia Dukung Bashar al-Assad di Suriah
loading...
A
A
A
Sejak itu, pengaruh Rusia di Suriah terus tumbuh dan kedua negara sepakat menjajaki aliansi yang kuat.
Rusia membuktikan dukungannya ke Suriah saat menjadi sekutu utama pemerintahan Assad yang dilanda pemberontakan. Moskow dalam hal ini bahkan rela dikutuk oleh Amerika Serikat dan kekuatan Barat lain karena membantu rezim di sana.
Dukungan Rusia di Suriah meningkat drastis setelah gerakan Arab Spring.
Salah satu momennya saat revolusi Libya menggulingkan Muammar Khadafi pada tahun 2011 yang dianggap melemahkan pengaruh Moskow di dunia Arab.
Singkatnya, Rusia memiliki hubungan jangka panjang dengan Libya dalam hal penjualan senjata. Setelah rezim Khadafi runtuh, Vladimir Putin terpaksa mulai mencari sekutu di tempat lain di kawasan tersebut.
Akhirnya, terpilih Suriah sebagai tempat baru "bisnis" senjata Moskow. Rusia setelahnya dikenal sebagai pemasok senjata yang signifikan bagi Damaskus.
Beberapa laporan bahwa menyebut sekitar 10% penjualan senjata global Rusia diarahkan ke Suriah dengan taksiran nilai hingga USD1,5 miliar. Penjualan ini dilaporkan mencakup amunisi, pesawat latih militer, sistem pertahanan udara, dan senjata anti-tank.
Terlepas dari riwayat sejarahnya, Suriah dipandang sebagai sekutu penting di Timur Tengah, oleh Rusia. Maka, tak heran jika Moskow selama ini mempertahankan rezim Assad untuk tetap berkuasa di Damaskus.
Keterlibatan Rusia di Suriah juga dipandang sebagai cara untuk mengimbangi pengaruh Amerika Serikat di kawasan tersebut.
Sebagaimana diketahui, Amerika memiliki Israel sebagai sekutu utamanya di sana. Belum lagi, ada juga negara-negara Muslim seperti Arab Saudi.
Rusia membuktikan dukungannya ke Suriah saat menjadi sekutu utama pemerintahan Assad yang dilanda pemberontakan. Moskow dalam hal ini bahkan rela dikutuk oleh Amerika Serikat dan kekuatan Barat lain karena membantu rezim di sana.
2. Kepentingan Nasional Rusia
Dukungan Rusia di Suriah meningkat drastis setelah gerakan Arab Spring.
Salah satu momennya saat revolusi Libya menggulingkan Muammar Khadafi pada tahun 2011 yang dianggap melemahkan pengaruh Moskow di dunia Arab.
Singkatnya, Rusia memiliki hubungan jangka panjang dengan Libya dalam hal penjualan senjata. Setelah rezim Khadafi runtuh, Vladimir Putin terpaksa mulai mencari sekutu di tempat lain di kawasan tersebut.
Akhirnya, terpilih Suriah sebagai tempat baru "bisnis" senjata Moskow. Rusia setelahnya dikenal sebagai pemasok senjata yang signifikan bagi Damaskus.
Beberapa laporan bahwa menyebut sekitar 10% penjualan senjata global Rusia diarahkan ke Suriah dengan taksiran nilai hingga USD1,5 miliar. Penjualan ini dilaporkan mencakup amunisi, pesawat latih militer, sistem pertahanan udara, dan senjata anti-tank.
3. Menebar Pengaruh di Timur Tengah
Terlepas dari riwayat sejarahnya, Suriah dipandang sebagai sekutu penting di Timur Tengah, oleh Rusia. Maka, tak heran jika Moskow selama ini mempertahankan rezim Assad untuk tetap berkuasa di Damaskus.
Keterlibatan Rusia di Suriah juga dipandang sebagai cara untuk mengimbangi pengaruh Amerika Serikat di kawasan tersebut.
Sebagaimana diketahui, Amerika memiliki Israel sebagai sekutu utamanya di sana. Belum lagi, ada juga negara-negara Muslim seperti Arab Saudi.