Operasi Khusus Rusia-Suriah Bebaskan Pasukan yang Ditawan Pemberontak
loading...
A
A
A
Aleppo, yang merupakan kota terbesar kedua di negara itu, telah berada di bawah kendali pemerintah Suriah sejak 2016.
HTS dianggap sebagai organisasi teroris oleh Suriah, Rusia, Iran, Amerika Serikat (AS), dan beberapa negara lain.
Serangan pemberontak pekan lalu adalah bentrokan besar pertama antara milisi dan pasukan pemerintah Suriah sejak Maret 2020, ketika Rusia dan Turki menjadi penengah gencatan senjata di negara itu.
Menanggapi dimulainya kembali pertempuran di Suriah, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyuarakan komitmennya terhadap integritas teritorial Suriah, dengan mengatakan Ankara ingin konflik tersebut diselesaikan sesuai dengan "keinginan sah" rakyat Suriah.
Presiden Suriah Bashar Assad telah berjanji "membasmi” pemberontak dan menghukum "sponsor dan pendukung" mereka.
Damaskus telah lama menuduh negara-negara Barat dan sekutunya membantu kelompok-kelompok pemberontak yang beroperasi di wilayah tersebut.
Pasukan Suriah dilaporkan berhasil menghentikan pemberontak di wilayah tengah negara tersebut setelah menerima bala bantuan.
Pasukan ekspedisi Rusia di Suriah telah membantu Damaskus dengan meluncurkan serangan udara terus-menerus terhadap para pemberontak.
Moskow melakukan intervensi dalam konflik Suriah pada tahun 2015, membantu menimbulkan kekalahan telak pada banyak kelompok pemberontak, terutama al-Nusra dan Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS).
Rusia mempertahankan kehadiran militer yang signifikan di negara tersebut dan memiliki pangkalan di Hmeimim dan Tartus.
HTS dianggap sebagai organisasi teroris oleh Suriah, Rusia, Iran, Amerika Serikat (AS), dan beberapa negara lain.
Serangan pemberontak pekan lalu adalah bentrokan besar pertama antara milisi dan pasukan pemerintah Suriah sejak Maret 2020, ketika Rusia dan Turki menjadi penengah gencatan senjata di negara itu.
Menanggapi dimulainya kembali pertempuran di Suriah, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyuarakan komitmennya terhadap integritas teritorial Suriah, dengan mengatakan Ankara ingin konflik tersebut diselesaikan sesuai dengan "keinginan sah" rakyat Suriah.
Presiden Suriah Bashar Assad telah berjanji "membasmi” pemberontak dan menghukum "sponsor dan pendukung" mereka.
Damaskus telah lama menuduh negara-negara Barat dan sekutunya membantu kelompok-kelompok pemberontak yang beroperasi di wilayah tersebut.
Pasukan Suriah dilaporkan berhasil menghentikan pemberontak di wilayah tengah negara tersebut setelah menerima bala bantuan.
Pasukan ekspedisi Rusia di Suriah telah membantu Damaskus dengan meluncurkan serangan udara terus-menerus terhadap para pemberontak.
Moskow melakukan intervensi dalam konflik Suriah pada tahun 2015, membantu menimbulkan kekalahan telak pada banyak kelompok pemberontak, terutama al-Nusra dan Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS).
Rusia mempertahankan kehadiran militer yang signifikan di negara tersebut dan memiliki pangkalan di Hmeimim dan Tartus.