3 Negara BRICS yang Bersenjata Nuklir, Salah Satunya Ungguli Amerika Serikat
loading...
A
A
A
MOSKOW - Sejumlah negara anggota BRICS diketahui memiliki senjata nuklir. Salah satunya, Rusia, yang memiliki hulu ledak nuklir lebih banyak dari yang dimiliki Amerika Serikat (AS).
Baru-baru ini, Presiden terpilih AS Donald Trump mengancam akan mengenakan bea masuk impor 100% kepada anggota BRICS jika kelompok itu mengganti dolar Amerika dengan mata uang lain untuk transaksi perdagangan internasional. Trump menegaskan tidak akan lagi berdiam diri melihat upaya negara-negara BRICS yang mencoba menjauh dari dolar AS.
Sebagai informasi, BRICS adalah kelompok ekonomi dunia yang berisikan sejumlah negara anggota. Blok ini awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Namun keanggotaanya diperluas yang juga mencakup Mesir, Iran, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.
Tak hanya menjadi kekuatan ekonomi dunia, beberapa anggota blok tersebut juga memiliki kekuatan militer yang mumpuni. Beberapa di antaranya bahkan memiliki hulu ledak nuklir.
Negara BRICS yang Bersenjata Nuklir
Saat ini, ada sejumlah negara di dunia yang diketahui memiliki hulu ledak nuklir. Merujuk laporan State of the Worlds Nuclear Forces 2024 dari Federation of Atomic Scientists, diperkirakan ada 12.100 hulu ledak nuklir dengan lebih dari 9.500 di antaranya aktif dalam persediaan militer.
Rusia menjadi negara dengan kepemilikan hulu ledak nuklir terbanyak di dunia. Moskow diperkirakan memiliki 5.500 hulu ledak yang bisa diintegrasikan terhadap sejumlah jenis senjata.
Contohnya RS-28 Sarmat atau dikenal juga sebagai Satan II. Rudal balistik antarbenua (ICBM) ini diklaim mampu menjangkau hingga 18.000 km dan bisa membawa muatan sampai 10 ton dengan berbagai pilihan hulu ledak, termasuk nuklir.
Selain itu, ada Kh-47M2. Rudal balistik yang diluncurkan dari udara dan berkemampuan nuklir ini dapat menjangkau hingga 2.000 km dan membawa muatan nuklir atau konvensional seberat 480 kg.
Kemudian, ada China. Kepemilikannya atas hulu ledak nuklir berada di urutan tiga besar, tepat di bawah Rusia dan Amerika Serikat.
Menurut perkiraan, negara Tirai Bambu ini per Januari 2024 memiliki 500 hulu ledak nuklir. Meski masih jauh dari jumlah yang dimiliki Moskow atau Washington, China disebut bakal terus meningkatkannya selama beberapa waktu ke depan.
Sebagaimana Rusia, hulu ledak nuklir yang dimiliki China dapat diintegrasikan dengan beragam senjata. Namun, keberadaannya masih menjadi misteri karena Beijing sendiri jarang mengungkapnya.
Selanjutnya, ada India. Negara ini juga masuk satu dari sedikit nama di dunia yang memiliki hulu ledak nuklir.
Pada perkiraan di awal 2024, India memiliki 172 hulu ledak nuklir. Jumlah ini unggul tipis dari tetangganya; Pakistan, yang punya 170 hulu ledak nuklir.
Itulah beberapa negara BRICS yang bersenjata nuklir.
Baru-baru ini, Presiden terpilih AS Donald Trump mengancam akan mengenakan bea masuk impor 100% kepada anggota BRICS jika kelompok itu mengganti dolar Amerika dengan mata uang lain untuk transaksi perdagangan internasional. Trump menegaskan tidak akan lagi berdiam diri melihat upaya negara-negara BRICS yang mencoba menjauh dari dolar AS.
Sebagai informasi, BRICS adalah kelompok ekonomi dunia yang berisikan sejumlah negara anggota. Blok ini awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Namun keanggotaanya diperluas yang juga mencakup Mesir, Iran, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.
Tak hanya menjadi kekuatan ekonomi dunia, beberapa anggota blok tersebut juga memiliki kekuatan militer yang mumpuni. Beberapa di antaranya bahkan memiliki hulu ledak nuklir.
Negara BRICS yang Bersenjata Nuklir
1. Rusia
Saat ini, ada sejumlah negara di dunia yang diketahui memiliki hulu ledak nuklir. Merujuk laporan State of the Worlds Nuclear Forces 2024 dari Federation of Atomic Scientists, diperkirakan ada 12.100 hulu ledak nuklir dengan lebih dari 9.500 di antaranya aktif dalam persediaan militer.
Rusia menjadi negara dengan kepemilikan hulu ledak nuklir terbanyak di dunia. Moskow diperkirakan memiliki 5.500 hulu ledak yang bisa diintegrasikan terhadap sejumlah jenis senjata.
Contohnya RS-28 Sarmat atau dikenal juga sebagai Satan II. Rudal balistik antarbenua (ICBM) ini diklaim mampu menjangkau hingga 18.000 km dan bisa membawa muatan sampai 10 ton dengan berbagai pilihan hulu ledak, termasuk nuklir.
Selain itu, ada Kh-47M2. Rudal balistik yang diluncurkan dari udara dan berkemampuan nuklir ini dapat menjangkau hingga 2.000 km dan membawa muatan nuklir atau konvensional seberat 480 kg.
2. China
Kemudian, ada China. Kepemilikannya atas hulu ledak nuklir berada di urutan tiga besar, tepat di bawah Rusia dan Amerika Serikat.
Menurut perkiraan, negara Tirai Bambu ini per Januari 2024 memiliki 500 hulu ledak nuklir. Meski masih jauh dari jumlah yang dimiliki Moskow atau Washington, China disebut bakal terus meningkatkannya selama beberapa waktu ke depan.
Sebagaimana Rusia, hulu ledak nuklir yang dimiliki China dapat diintegrasikan dengan beragam senjata. Namun, keberadaannya masih menjadi misteri karena Beijing sendiri jarang mengungkapnya.
3. India
Selanjutnya, ada India. Negara ini juga masuk satu dari sedikit nama di dunia yang memiliki hulu ledak nuklir.
Pada perkiraan di awal 2024, India memiliki 172 hulu ledak nuklir. Jumlah ini unggul tipis dari tetangganya; Pakistan, yang punya 170 hulu ledak nuklir.
Itulah beberapa negara BRICS yang bersenjata nuklir.
(mas)