Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
loading...
A
A
A
Dari balapan Formula 1 di Jeddah hingga festival musik MDLBeast Soundstorm yang menarik ratusan ribu pengunjung, Arab Saudi mengubah citranya sebagai destinasi utama.
Pembangunan kembali juga mencakup bangunan raksasa berukuran 400 meter kubik yang sedang dibangun di Riyadh yang akan menjadi salah satu bangunan terbesar di dunia, termasuk 100.000 unit hunian, 9.000 kamar hotel, 80 tempat hiburan dan budaya, serta ruang kantor seluas 1,4 juta kaki persegi.
Bagi banyak warga Saudi, khususnya kaum muda yang merupakan 70% dari populasi, perubahan ini merupakan peluang yang belum pernah ada sebelumnya.
Sektor hiburan dan pariwisata yang sedang berkembang menciptakan ribuan lapangan kerja, dan kaum muda Saudi menikmati kebebasan baru dalam bermusik, seni, dan berinteraksi sosial.
Kota kuno Al-Ula, dengan situs Warisan Dunia UNESCO Hegra, telah menjadi pusat dorongan pariwisata Arab Saudi.
Festival Winter at Tantora, yang diluncurkan pada tahun 2018, menghadirkan seniman dan pengunjung internasional ke wilayah tersebut, yang memamerkan sejarah pra-Islam dan keindahan alam Arab Saudi.
Pada tahun 2022, kerajaan tersebut memperkenalkan sistem visa baru, yang memudahkan wisatawan dari 49 negara untuk berkunjung.
NEOM, proyek megacity senilai USD500 miliar yang diumumkan dengan skeptis pada tahun 2017, mulai terbentuk karena kemauan keras sang putra mahkota saja.
Ini bukanlah proyek yang diminta pasar, tetapi di matanya, ini merupakan perkembangan penting bagi masa depan negara tersebut.
Terletak di sudut barat laut negara tersebut, wilayah yang sebagian besar belum berkembang di dekat Yordania, Mesir, dan Israel, Putra Mahkota Mohammed bertaruh bahwa dengan menyulap kota besar masa depan, Arab Saudi akan memastikan relevansinya selama beberapa dekade mendatang.
Dengan pengiriman baja dari seluruh dunia, pembangunan "The Line," kota linear sepanjang 170 kilometer dalam proyek NEOM, sedang berlangsung. Desainnya mewujudkan pendekatan sang putra mahkota terhadap pembangunan.
Pembangunan kembali juga mencakup bangunan raksasa berukuran 400 meter kubik yang sedang dibangun di Riyadh yang akan menjadi salah satu bangunan terbesar di dunia, termasuk 100.000 unit hunian, 9.000 kamar hotel, 80 tempat hiburan dan budaya, serta ruang kantor seluas 1,4 juta kaki persegi.
Bagi banyak warga Saudi, khususnya kaum muda yang merupakan 70% dari populasi, perubahan ini merupakan peluang yang belum pernah ada sebelumnya.
Sektor hiburan dan pariwisata yang sedang berkembang menciptakan ribuan lapangan kerja, dan kaum muda Saudi menikmati kebebasan baru dalam bermusik, seni, dan berinteraksi sosial.
Kota kuno Al-Ula, dengan situs Warisan Dunia UNESCO Hegra, telah menjadi pusat dorongan pariwisata Arab Saudi.
Festival Winter at Tantora, yang diluncurkan pada tahun 2018, menghadirkan seniman dan pengunjung internasional ke wilayah tersebut, yang memamerkan sejarah pra-Islam dan keindahan alam Arab Saudi.
Pada tahun 2022, kerajaan tersebut memperkenalkan sistem visa baru, yang memudahkan wisatawan dari 49 negara untuk berkunjung.
NEOM, proyek megacity senilai USD500 miliar yang diumumkan dengan skeptis pada tahun 2017, mulai terbentuk karena kemauan keras sang putra mahkota saja.
Ini bukanlah proyek yang diminta pasar, tetapi di matanya, ini merupakan perkembangan penting bagi masa depan negara tersebut.
Terletak di sudut barat laut negara tersebut, wilayah yang sebagian besar belum berkembang di dekat Yordania, Mesir, dan Israel, Putra Mahkota Mohammed bertaruh bahwa dengan menyulap kota besar masa depan, Arab Saudi akan memastikan relevansinya selama beberapa dekade mendatang.
Dengan pengiriman baja dari seluruh dunia, pembangunan "The Line," kota linear sepanjang 170 kilometer dalam proyek NEOM, sedang berlangsung. Desainnya mewujudkan pendekatan sang putra mahkota terhadap pembangunan.