AS Bangun Pangkalan Rudal yang Berjarak Hanya 250 Km dari Perbatasan Rusia

Rabu, 13 November 2024 - 21:35 WIB
loading...
A A A

Bersiap untuk Trump

Melansir Al Jazeera, pangkalan di Redzikowo merupakan bagian dari perisai rudal NATO yang lebih luas, yang disebut Aegis Ashore, yang menurut aliansi militer tersebut dapat mencegat rudal balistik jarak pendek hingga menengah.

Elemen perisai utama lainnya termasuk situs kedua di Rumania, kapal perusak Angkatan Laut AS yang bermarkas di pelabuhan Spanyol Rota, dan radar peringatan dini di kota Kurecik di Turki.

Rusia telah melabeli pangkalan di Polandia sebagai ancaman sejak tahun 2007, saat masih dalam tahap perencanaan.

NATO mengatakan perisai tersebut murni bersifat defensif.

Sumber militer mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa sistem di Polandia hanya dapat digunakan untuk melawan rudal yang ditembakkan dari Timur Tengah dan radar akan memerlukan perubahan arah untuk mencegat proyektil dari Rusia, prosedur rumit yang memerlukan perubahan kebijakan.

Menteri Pertahanan Polandia Wladyslaw Kosiniak-Kamysz mengatakan pada hari Senin bahwa cakupan perisai tersebut perlu diperluas, yang akan dibahas Warsawa dengan NATO dan AS.

Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte dijadwalkan bertemu Duda dan Perdana Menteri Donald Tusk di Warsawa nanti Rabu.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan pejabat NATO, Uni Eropa, dan Ukraina untuk membahas peningkatan dukungan bagi Ukraina sebelum Trump kembali ke Gedung Putih, di tengah kekhawatiran hal ini akan membahayakan bantuan di masa mendatang.

AS akan "terus memperkuat semua yang kami lakukan untuk Ukraina guna memastikan bahwa negara itu dapat secara efektif mempertahankan diri dari agresi Rusia ini", kata Blinken kepada wartawan di markas NATO.

Trump telah mengkritik pemerintahan Presiden Joe Biden karena memberikan bantuan puluhan miliar dolar kepada Ukraina dan telah berjanji untuk segera mengakhiri konflik tersebut – tanpa mengatakan bagaimana caranya. Para pendukung internasional Ukraina khawatir bahwa penyelesaian yang diatur secara tergesa-gesa terutama akan menguntungkan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1039 seconds (0.1#10.140)