Donald Trump Janji Hentikan Perang usai Menang Pilpres AS, Ini Respons Rusia
loading...
A
A
A
MOSKOW - Donald John Trump telah berjanji menghentikan berbagai perang di dunia dalam pidato kemenangan pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) pada Rabu waktu Washington.
Pemerintah Rusia mengatakan janji presiden terpilih Amerika itu harus direspons dengan hati-hati.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan politisi sering mengubah retorika mereka setelah memenangkan Pemilu, dan Rusia akan menunggu langkah-langkah spesifik Trump sebelum menarik kesimpulan apa pun.
Sekadar diketahui, hasil resmi Pilpres AS memang belum diumumkan, namun Trump telah meraih lebih dari 270 electoral vote sehingga melenggang kembali ke Gedung Putih.
Dalam pidato kemenangannya, Trump mengatakan kepada para pendukungnya di Florida, bahwa dia menegaskan kembali janji sebelumnya untuk menghentikan berbagai perang di dunia.
Selama kampanye, politisi Partai Republik ini pernah berjanji untuk menyelesaikan konflik Ukraina dalam waktu 24 jam jika terpilih, dan juga berjanji untuk menghentikan perang di Gaza.
"Cita-cita damai Trump patut dicatat," kata Peskov, sembari menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan apakah cita-cita itu akan terwujud.
"Setelah kemenangan dan saat memasuki Oval Office, terkadang pernyataan memiliki nada yang berbeda, dan itulah sebabnya kami akan menarik kesimpulan dari kata-kata dan langkah-langkah tertentu," lanjut Peskov, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (7/11/2024).
Dia mencatat bahwa karena Washington adalah pihak utama yang "menghasut dan terus-menerus menyiramkan minyak tanah" ke dalam konflik Ukraina, Washington seharusnya dapat berkontribusi untuk mengakhiri konflik ini dengan mengubah arah kebijakan luar negerinya, meskipun Moskow tidak mengharapkan perubahan apa pun akan segera terjadi.
"Apakah ini akan dilakukan dan bagaimana, kita akan lihat setelah Januari," tegas juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut, mengacu pada pelantikan pemimpin baru AS, yang akan dilakukan dua setengah bulan setelah Pemilu.
Peskov menekankan bahwa Moskow tetap terbuka untuk berdialog dengan pimpinan AS yang baru.
Peskov mengatakan bahwa dia tidak mengetahui apakah Presiden Putin bermaksud memberi selamat kepada Trump, dengan mencatat bahwa terlepas dari janji-janji Trump, "kita berbicara tentang negara yang tidak bersahabat yang secara langsung dan tidak langsung terlibat dalam perang melawan negara kita."
Dia menegaskan kembali bahwa Moskow menganggap Pilpres AS sebagai masalah internal Washington.
Pemerintah Rusia mengatakan janji presiden terpilih Amerika itu harus direspons dengan hati-hati.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan politisi sering mengubah retorika mereka setelah memenangkan Pemilu, dan Rusia akan menunggu langkah-langkah spesifik Trump sebelum menarik kesimpulan apa pun.
Sekadar diketahui, hasil resmi Pilpres AS memang belum diumumkan, namun Trump telah meraih lebih dari 270 electoral vote sehingga melenggang kembali ke Gedung Putih.
Dalam pidato kemenangannya, Trump mengatakan kepada para pendukungnya di Florida, bahwa dia menegaskan kembali janji sebelumnya untuk menghentikan berbagai perang di dunia.
Selama kampanye, politisi Partai Republik ini pernah berjanji untuk menyelesaikan konflik Ukraina dalam waktu 24 jam jika terpilih, dan juga berjanji untuk menghentikan perang di Gaza.
"Cita-cita damai Trump patut dicatat," kata Peskov, sembari menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan apakah cita-cita itu akan terwujud.
"Setelah kemenangan dan saat memasuki Oval Office, terkadang pernyataan memiliki nada yang berbeda, dan itulah sebabnya kami akan menarik kesimpulan dari kata-kata dan langkah-langkah tertentu," lanjut Peskov, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (7/11/2024).
Dia mencatat bahwa karena Washington adalah pihak utama yang "menghasut dan terus-menerus menyiramkan minyak tanah" ke dalam konflik Ukraina, Washington seharusnya dapat berkontribusi untuk mengakhiri konflik ini dengan mengubah arah kebijakan luar negerinya, meskipun Moskow tidak mengharapkan perubahan apa pun akan segera terjadi.
"Apakah ini akan dilakukan dan bagaimana, kita akan lihat setelah Januari," tegas juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut, mengacu pada pelantikan pemimpin baru AS, yang akan dilakukan dua setengah bulan setelah Pemilu.
Peskov menekankan bahwa Moskow tetap terbuka untuk berdialog dengan pimpinan AS yang baru.
Peskov mengatakan bahwa dia tidak mengetahui apakah Presiden Putin bermaksud memberi selamat kepada Trump, dengan mencatat bahwa terlepas dari janji-janji Trump, "kita berbicara tentang negara yang tidak bersahabat yang secara langsung dan tidak langsung terlibat dalam perang melawan negara kita."
Dia menegaskan kembali bahwa Moskow menganggap Pilpres AS sebagai masalah internal Washington.
(mas)