Kapal Banksy Terdampar di Laut dengan Lebih dari 200 Migran
loading...
A
A
A
ROMA - Kapal penyelamat yang didanai seniman jalanan Inggris , Banksy, mengirimkan panggilan bantuan karena terdampar di Mediterania dan kelebihan muatan ratusan migran.
Kapal itu juga tak dapat membawa para migran ke pelabuhan. Kapal bernama Louise Michel itu mulai beroperasi pekan lalu dan berupaya mencari pelabuhan aman bagi 219 migran yang diselamatkan di lepas pantai Libya sejak Kamis lalu.
Kapal yang membawa 10 kru itu mengeluarkan sejumlah tweet tadi malam dan Sabtu (29/8) bahwa kondisinya memburuk dan meminta bantuan dari otoritas di Italia, Malta dan Jerman.
“Kami mencapai kondisi darurat. Kami perlu bantuan segera,” papar satu tweet yang menambahkan kapal itu membawa satu kantong jenazah berisi satu migran yang meninggal dunia.
Tweet lain menyatakan kapal itu tak dapat bergerak. “Tak lagi bisa menentukan nasibnya sendiri karena dek yang sudah kelebihan muatan dan perahu penyelamat ditempatkan di sampingnya,” ungkap tweet tersebut.
Namun tak satu pun negara di Eropa yang memenuhi panggilan darurat untuk meminta bantuan.
Kapal amal Italia, Mare Jonio, menyatakan mereka meninggalkan pelabuhan Augusta, Sisilia, untuk membantu Louise Michel.
“Membantu orang-orang itu adalah pertanyaan hidup atau mati,” ungkap Mare Jonio, mengecam ketidakpedulian penjaga pantai Italia dan Malta. (Baca Juga: Diseret China dalam Konflik Laut China Selatan, Indonesia Waspadalah)
Dua lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan disembarkasi darurat Louise Michel dan dua kapal lain yang membawa total lebih dari 400 migran di Mediterania. (Baca Infografis: Pemeran Black Panther, Chadwick Boseman Meninggal Dunia)
Sekitar 200 orang migran di kapal amal Jerman, Sea Watch 4, dan 27 migran di kapal tanker komersial Maersk Etienne sejak mereka diselamatkan pada 5 Agustus. (Lihat Video: Pulau Pendek di Buton Dijual Murah di Situs Online)
Kapal itu juga tak dapat membawa para migran ke pelabuhan. Kapal bernama Louise Michel itu mulai beroperasi pekan lalu dan berupaya mencari pelabuhan aman bagi 219 migran yang diselamatkan di lepas pantai Libya sejak Kamis lalu.
Kapal yang membawa 10 kru itu mengeluarkan sejumlah tweet tadi malam dan Sabtu (29/8) bahwa kondisinya memburuk dan meminta bantuan dari otoritas di Italia, Malta dan Jerman.
“Kami mencapai kondisi darurat. Kami perlu bantuan segera,” papar satu tweet yang menambahkan kapal itu membawa satu kantong jenazah berisi satu migran yang meninggal dunia.
Tweet lain menyatakan kapal itu tak dapat bergerak. “Tak lagi bisa menentukan nasibnya sendiri karena dek yang sudah kelebihan muatan dan perahu penyelamat ditempatkan di sampingnya,” ungkap tweet tersebut.
Namun tak satu pun negara di Eropa yang memenuhi panggilan darurat untuk meminta bantuan.
Kapal amal Italia, Mare Jonio, menyatakan mereka meninggalkan pelabuhan Augusta, Sisilia, untuk membantu Louise Michel.
“Membantu orang-orang itu adalah pertanyaan hidup atau mati,” ungkap Mare Jonio, mengecam ketidakpedulian penjaga pantai Italia dan Malta. (Baca Juga: Diseret China dalam Konflik Laut China Selatan, Indonesia Waspadalah)
Dua lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan disembarkasi darurat Louise Michel dan dua kapal lain yang membawa total lebih dari 400 migran di Mediterania. (Baca Infografis: Pemeran Black Panther, Chadwick Boseman Meninggal Dunia)
Sekitar 200 orang migran di kapal amal Jerman, Sea Watch 4, dan 27 migran di kapal tanker komersial Maersk Etienne sejak mereka diselamatkan pada 5 Agustus. (Lihat Video: Pulau Pendek di Buton Dijual Murah di Situs Online)
(sya)