China Diduga Berupaya Bungkam Kritik atas Kerusakan Lingkungan di Tibet
loading...
A
A
A
“Konsekuensinya akan berada di luar imajinasi. Ketika kerusakan lingkungan mencapai tingkat tertentu, runtuhnya ekosistem akan menjadi bencana yang tidak dapat diubah,” ujarnya.
Dalam beberapa hari setelah diunggah, otoritas China tidak hanya menghapus video tersebut, tetapi juga menutup akun Tsering dan memblokir semua istilah pencarian yang terkait namanya di WeChat.
Pejabat Advokasi Free Tibet Tenzin Kunga mengatakan kepada The Diplomat bahwa warga Tibet, sebagai pengurus tanah air mereka, memiliki kewajiban menyuarakan keprihatinan mendesak atas kerusakan lingkungan.
“Perusahaan konstruksi China, yang bersekongkol dengan pemerintah setempat, mengeksploitasi tanah Tibet tanpa akuntabilitas,” kata Kunga
“Para aktivis lingkungan Tibet yang pemberani, seperti Tsowo Tsering, mempertaruhkan keselamatan mereka dalam berbicara, karena pemerintah sering memenjarakan mereka dengan kedok ‘menghasut separatisme’. Saya khawatir Tsering mungkin menghadapi nasib yang sama seperti pemimpin komunitas Tibet A-Nya Sengdra, yang dipenjara karena aktivismenya,” lanjut dia.
Pemerintah Tibet di pengasingan yang berpusat di India sering mengkritik apa yang mereka lihat sebagai sikap China yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Ada kekhawatiran khusus atas proses ekstraksi sumber daya alam, yang dapat menyebabkan pencemaran air. Sungai dan gletser Tibet penting secara internasional. Air yang berasal dari dataran tinggi Tibet memasok sebagian besar wilayah Asia, termasuk jutaan orang di China dan India.
Protes daring oleh penduduk setempat sangat jarang terjadi. Protes tersebut juga sulit diverifikasi, karena China berusaha keras mengendalikan narasi seputar pemerintahannya di Tibet.
Wartawan asing jarang diizinkan masuk ke Tibet, apalagi untuk meliput isu lingkungan yang sensitif. Media resmi China selalu menampilkan pembangunan Tibet sebagai anugerah bagi penduduk setempat, dan mengaitkannya dengan perjalanan dari feodalisme menuju modernisasi, di bawah naungan Partai Komunis China (CCP).
Isu Lingkungan Hidup di Tibet
Dalam beberapa hari setelah diunggah, otoritas China tidak hanya menghapus video tersebut, tetapi juga menutup akun Tsering dan memblokir semua istilah pencarian yang terkait namanya di WeChat.
Pejabat Advokasi Free Tibet Tenzin Kunga mengatakan kepada The Diplomat bahwa warga Tibet, sebagai pengurus tanah air mereka, memiliki kewajiban menyuarakan keprihatinan mendesak atas kerusakan lingkungan.
“Perusahaan konstruksi China, yang bersekongkol dengan pemerintah setempat, mengeksploitasi tanah Tibet tanpa akuntabilitas,” kata Kunga
“Para aktivis lingkungan Tibet yang pemberani, seperti Tsowo Tsering, mempertaruhkan keselamatan mereka dalam berbicara, karena pemerintah sering memenjarakan mereka dengan kedok ‘menghasut separatisme’. Saya khawatir Tsering mungkin menghadapi nasib yang sama seperti pemimpin komunitas Tibet A-Nya Sengdra, yang dipenjara karena aktivismenya,” lanjut dia.
Pemerintah Tibet di pengasingan yang berpusat di India sering mengkritik apa yang mereka lihat sebagai sikap China yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Ada kekhawatiran khusus atas proses ekstraksi sumber daya alam, yang dapat menyebabkan pencemaran air. Sungai dan gletser Tibet penting secara internasional. Air yang berasal dari dataran tinggi Tibet memasok sebagian besar wilayah Asia, termasuk jutaan orang di China dan India.
Protes daring oleh penduduk setempat sangat jarang terjadi. Protes tersebut juga sulit diverifikasi, karena China berusaha keras mengendalikan narasi seputar pemerintahannya di Tibet.
Wartawan asing jarang diizinkan masuk ke Tibet, apalagi untuk meliput isu lingkungan yang sensitif. Media resmi China selalu menampilkan pembangunan Tibet sebagai anugerah bagi penduduk setempat, dan mengaitkannya dengan perjalanan dari feodalisme menuju modernisasi, di bawah naungan Partai Komunis China (CCP).
(mas)