Tidak Seperti Hassan Nasrallah, Pemimpin Baru Hizbullah Justru Bukan dari Keturunan Nabi Muhammad, Kenapa?

Rabu, 30 Oktober 2024 - 18:57 WIB
loading...
A A A
Ia meninggalkan Amal dan membantu mendirikan Hizbullah pada tahun 1982, menjadi salah satu ulama pendiri kelompok tersebut.


3. Memiliki Peran di Hizbullah yang Dirahasiakan

Apa perannya di Hizbullah? Sifat rahasia Hizbullah berarti hanya beberapa peran Qassem yang diketahui publik.

Pada satu titik, ia mengawasi sebagian jaringan pendidikan Hizbullah dan juga terlibat dalam pengawasan kegiatan parlemen kelompok tersebut.

Ia telah memainkan peran penting dalam Hizbullah selama bertahun-tahun, dan juga merupakan anggota Dewan Syura kelompok tersebut.

Ia terkenal karena menerbitkan sebuah buku berjudul, Hizbullah, the Story from Within, pada tahun 2005, yang diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.

4. Menentukan Masa Depan Hizbullah

Setelah pembunuhan Nasrallah, beberapa pihak berspekulasi bahwa Dewan Syura Hizbullah mungkin akan menunggu hingga perang Israel di Lebanon berakhir untuk memilih pemimpin baru, tetapi Qassem dipilih di tengah perang yang dapat membentuk masa depan kelompok tersebut.

Qassem adalah wajah yang sudah dikenal dan telah memberikan banyak wawancara. Ia berbicara kepada para pengikut Hizbullah setelah pembunuhan Nasrallah.

5. Pemimpin Hizbullah yang Bukan dari Keturunan Nabi Muhammad

Ia mengenakan sorban putih, tidak seperti Nasrallah dan Safieddine yang sorban hitamnya menandakan keturunan dari sang nabi.

Segera setelah pembunuhan Nasrallah, ada dua kandidat untuk menggantikannya: Qassem dan Hashem Safieddine, yang mengepalai dewan eksekutif.

Safieddine menjadi sasaran beberapa hari setelah Israel membunuh Nasrallah, tetapi kematiannya tidak diumumkan hingga beberapa minggu, yang kabarnya disebabkan oleh fakta bahwa serangan militer Israel menghambat proses penyelamatan.

Sebagian besar pimpinan militer Hizbullah telah dibunuh oleh Israel dalam waktu kurang dari sebulan dan sekutu politik domestiknya mulai menjauhkan diri dari kelompok tersebut.

“Pada akhirnya, dia adalah salah satu tokoh terakhir dari kader kepemimpinan politik dan agama yang memenuhi syarat untuk dipilih sebagai sekretaris jenderal,” kata Blanford. “Saya sama sekali tidak terkejut. Itu adalah keputusan yang jelas.”
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0752 seconds (0.1#10.140)