Kisah Michiko, Bagaimana Seorang Gadis Hiroshima Selamat dari Bom Nuklir Amerika
loading...
A
A
A
Benang Beracun dalam Kehidupan Mereka
Meskipun malu, Michiko akhirnya menikah dengan pria yang sekarang jadi suaminya; Makoto, yang dia temui melalui seorang teman bersama.
Dia juga berasal dari bagian lain Prefektur Hiroshima yang tidak terpengaruh oleh serangan nuklir.
Meskipun keluarganya menentang pernikahan itu, lagi-lagi karena dia seorang hibakusha, dia bersikeras untuk melanjutkannya.
Setelah pernikahan mereka, pekerjaannya membawa mereka ke pinggiran tenggara Tokyo di Chiba, tempat mereka menetap dalam kehidupan kelas menengah khas "pegawai kantoran" Jepang.
“Setiap malam kami akan mendiskusikan apakah kami harus punya anak atau tidak, dengan mempertimbangkan risiko yang ada,” kata Michiko.
Akhirnya, pasangan itu memutuskan bahwa kelahiran seorang anak “akan menjadi kehidupan baru bagi semua orang yang saya cintai yang telah terbunuh”.
Mereka memiliki dua orang putri—Mami dan Akiko. “Mereka berdua sehat dan ceria dan tidak menderita penyakit serius saat mereka tumbuh dewasa," kata Michiko.
Di balik layar, Jepang sedang membangun kembali dirinya sendiri dengan kecepatan yang luar biasa cepat, menjadi pusat kekuatan industri global dalam dua dekade.
Namun di mata Michiko, efek jangka panjang dari bom terus menenun benang beracun dalam kehidupan keluarganya.
“Putri saya Akiko menikah dengan seorang pria bernama Makoto,” kata Michiko.