Netanyahu Tuduh Iran Kembangkan Stockpile Bom Nuklir untuk Hancurkan Israel
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu telah menuduh Iran mengembangkan stockpile (cadangan) bom nuklir yang ditujukan untuk menghancurkan Israel.
Tuduhan pemimpin rezim Zionis itu disampaikan dua hari setelah Israel mengebom situs-situs militer di Republik Islam Iran.
Pada hari Sabtu, Israel melakukan serangan udara di sejumlah situs militer Iran sebagai respons atas serangan ratusan rudal Teheran pada 1 Oktober, yang sebenarnya juga merupakan pembalasan atas pembunuhan para pemimpin milisi pro-Iran dan seorang komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
"Iran tengah berupaya keras mengembangkan stockpile bom nuklir untuk menghancurkan kita, dilengkapi dengan rudal jarak jauh, rudal antarbenua yang tengah diupayakan Iran," kata Netanyahu dalam pidatonya kepada para anggota Parlemen Israel pada Senin.
"Iran dapat mengancam seluruh dunia kapan saja," lanjut Netanyahu, seperti dikutip dari Al Arabiya English, Selasa (29/10/2024).
"Menghentikan program nuklir Iran menjadi prioritas utama kami, dan karena alasan yang jelas, saya tidak dapat berbagi dengan Anda semua rencana dan tindakan kami dalam hal ini," imbuh dia.
Pemerintah Iran telah lama membantah bahwa mereka tengah berupaya membangun senjata nuklir dan menegaskan bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai.
Sebaliknya, Israel diyakini para pakar militer telah lama memiliki senjata nuklir. Namun, rezim Zionis tidak mengakui maupun membantahnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah mengurangi kerja samanya dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), sementara secara signifikan meningkatkan program nuklirnya, termasuk mengumpulkan persediaan uranium yang diperkaya dalam jumlah besar.
Namun, kepala pengawas nuklir PBB mengatakan pekan lalu bahwa Iran menunjukkan keinginan untuk kembali terlibat dalam masalah nuklir.
Tuduhan pemimpin rezim Zionis itu disampaikan dua hari setelah Israel mengebom situs-situs militer di Republik Islam Iran.
Pada hari Sabtu, Israel melakukan serangan udara di sejumlah situs militer Iran sebagai respons atas serangan ratusan rudal Teheran pada 1 Oktober, yang sebenarnya juga merupakan pembalasan atas pembunuhan para pemimpin milisi pro-Iran dan seorang komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
"Iran tengah berupaya keras mengembangkan stockpile bom nuklir untuk menghancurkan kita, dilengkapi dengan rudal jarak jauh, rudal antarbenua yang tengah diupayakan Iran," kata Netanyahu dalam pidatonya kepada para anggota Parlemen Israel pada Senin.
"Iran dapat mengancam seluruh dunia kapan saja," lanjut Netanyahu, seperti dikutip dari Al Arabiya English, Selasa (29/10/2024).
"Menghentikan program nuklir Iran menjadi prioritas utama kami, dan karena alasan yang jelas, saya tidak dapat berbagi dengan Anda semua rencana dan tindakan kami dalam hal ini," imbuh dia.
Pemerintah Iran telah lama membantah bahwa mereka tengah berupaya membangun senjata nuklir dan menegaskan bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai.
Sebaliknya, Israel diyakini para pakar militer telah lama memiliki senjata nuklir. Namun, rezim Zionis tidak mengakui maupun membantahnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah mengurangi kerja samanya dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), sementara secara signifikan meningkatkan program nuklirnya, termasuk mengumpulkan persediaan uranium yang diperkaya dalam jumlah besar.
Namun, kepala pengawas nuklir PBB mengatakan pekan lalu bahwa Iran menunjukkan keinginan untuk kembali terlibat dalam masalah nuklir.