Iran Ledek Serangan Israel: Zionis Seperti Uang Receh, Terlalu Lemah
loading...
A
A
A
TEHERAN - Pemerintah Iran telah meremehkan skala dan efektivitas serangan Israel terhadap siitus-situs militernya pada Sabtu dini hari. Para pejabatnya bahkan meledek serangan tersebut, yang dianggap terlalu lemah untuk menyaikiti Teheran.
Di Teheran, saat ini terjadi perdebatan internal Iran tentang cara menanggapi serangan Israel.
Dalam membuat keputusannya, elite politik Iran harus mempertimbangkan berbagai tekanan politik, diplomatik, dan militer yang saling bertentangan.
Namun, nada awal dari pemerintah adalah kebanggaan patriotik atas kinerja pertahanan udara, alih-alih seruan untuk pembalasan segera. Beberapa bahkan mengklaim bahwa pertahanan udara terbukti lebih baik daripada Iron Dome milik Israel.
Dalam pernyataan sementara, Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk serangan tersebut, dengan menambahkan: "Iran merasa berhak dan berkewajiban untuk membela diri terhadap tindakan agresi asing."
Juru bicara pemerintah Iran, Fatemeh Mohajerani, mengatakan: "Kerusakan yang terjadi hanya terbatas". Menurutnya kebanggaan rakyat Iran telah diperkuat oleh respons mereka terhadap serangan Israel.
Amir-Hossein Sabeti, anggota parlemen ultra-konservatif untuk Teheran, mengatakan di X: “Keamanan yang stabil bergantung pada otoritas dan respons yang kuat terhadap kesalahan terkecil musuh. Meskipun gunung Israel melahirkan seekor tikus, pelanggaran garis merah Iran dan invasi wilayah negara itu harus ditanggapi pada tingkat yang akan mengejutkan mereka.”
“Waktu terbaik untuk menanggapi adalah ketika mereka terlibat dalam perang yang melelahkan di Gaza dan Beirut,” paparnya, seperti dikutip The Guardian, Minggu (27/10/2024).
Di media sosial ada seruan untuk meluncurkan Operasi Janji Sejati III, referensi nama kode yang diberikan untuk dua serangan pertama Iran terhadap Israel.
Sebaliknya, mantan profesor Universitas Teheran Sadegh Zibakalam mengatakan: “Serangan udara dini hari Israel terhadap Iran lebih dari sekadar pencapaian militer bagi Tel Aviv, itu adalah keberhasilan diplomatik bagi Washington, yang mampu memaksa [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu untuk secara ketat membatasi serangan sehingga Iran tidak perlu membalas. Amerika telah menunjukkan untuk kesekian kalinya bahwa mereka tidak menginginkan perang dengan Iran.”
Di Teheran, saat ini terjadi perdebatan internal Iran tentang cara menanggapi serangan Israel.
Dalam membuat keputusannya, elite politik Iran harus mempertimbangkan berbagai tekanan politik, diplomatik, dan militer yang saling bertentangan.
Namun, nada awal dari pemerintah adalah kebanggaan patriotik atas kinerja pertahanan udara, alih-alih seruan untuk pembalasan segera. Beberapa bahkan mengklaim bahwa pertahanan udara terbukti lebih baik daripada Iron Dome milik Israel.
Baca Juga
Dalam pernyataan sementara, Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk serangan tersebut, dengan menambahkan: "Iran merasa berhak dan berkewajiban untuk membela diri terhadap tindakan agresi asing."
Juru bicara pemerintah Iran, Fatemeh Mohajerani, mengatakan: "Kerusakan yang terjadi hanya terbatas". Menurutnya kebanggaan rakyat Iran telah diperkuat oleh respons mereka terhadap serangan Israel.
Amir-Hossein Sabeti, anggota parlemen ultra-konservatif untuk Teheran, mengatakan di X: “Keamanan yang stabil bergantung pada otoritas dan respons yang kuat terhadap kesalahan terkecil musuh. Meskipun gunung Israel melahirkan seekor tikus, pelanggaran garis merah Iran dan invasi wilayah negara itu harus ditanggapi pada tingkat yang akan mengejutkan mereka.”
“Waktu terbaik untuk menanggapi adalah ketika mereka terlibat dalam perang yang melelahkan di Gaza dan Beirut,” paparnya, seperti dikutip The Guardian, Minggu (27/10/2024).
Di media sosial ada seruan untuk meluncurkan Operasi Janji Sejati III, referensi nama kode yang diberikan untuk dua serangan pertama Iran terhadap Israel.
Sebaliknya, mantan profesor Universitas Teheran Sadegh Zibakalam mengatakan: “Serangan udara dini hari Israel terhadap Iran lebih dari sekadar pencapaian militer bagi Tel Aviv, itu adalah keberhasilan diplomatik bagi Washington, yang mampu memaksa [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu untuk secara ketat membatasi serangan sehingga Iran tidak perlu membalas. Amerika telah menunjukkan untuk kesekian kalinya bahwa mereka tidak menginginkan perang dengan Iran.”