Pengecut, Netanyahu Ngumpet di Bunker Bawah Tanah saat Israel Serang Iran
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant berada di ruang bawah tanah di markas besar Kementerian Pertahanan di Tel Aviv, menurut laporan surat kabar Israel Hayom.
Laporan itu muncul setelah Israel mengatakan telah menyerang sejumlah target di Teheran.
Mengonfirmasi bahwa militer Israel menyerang beberapa lokasi di Iran, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, “Negara ini akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mempertahankan negara dan rakyatnya."
Selama satu jam terakhir, militer Israel telah mengonfirmasi telah melancarkan serangan terhadap target militer di Iran.
Hal itu terjadi beberapa pekan setelah serangan Iran terhadap Israel pada 1 Oktober, ketika Teheran meluncurkan hampir 200 rudal balistik sebagai respons terhadap serangan gencar Israel di Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan sejumlah pemimpin senior Hamas dan Hizbullah.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan pada saat itu rudal-rudal itu ditujukan ke "target militer dan keamanan vital".
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Iran telah "membuat kesalahan besar" dan "akan membayarnya", sementara Iran telah berjanji menanggapi serangan potensial dengan cara yang sama.
Ketegangan regional telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa sejak perang genosida Israel di Gaza dimulai lebih dari setahun yang lalu.
Rezim kolonial Israel telah membunuh lebih dari 42.847 orang dan melukai lebih dari 100.000 orang di Jalur Gaza. Pasukan Zionis juga membunuh lebih dari 2.500 warga Lebanon.
Laporan itu muncul setelah Israel mengatakan telah menyerang sejumlah target di Teheran.
Mengonfirmasi bahwa militer Israel menyerang beberapa lokasi di Iran, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, “Negara ini akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mempertahankan negara dan rakyatnya."
Selama satu jam terakhir, militer Israel telah mengonfirmasi telah melancarkan serangan terhadap target militer di Iran.
Hal itu terjadi beberapa pekan setelah serangan Iran terhadap Israel pada 1 Oktober, ketika Teheran meluncurkan hampir 200 rudal balistik sebagai respons terhadap serangan gencar Israel di Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan sejumlah pemimpin senior Hamas dan Hizbullah.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan pada saat itu rudal-rudal itu ditujukan ke "target militer dan keamanan vital".
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Iran telah "membuat kesalahan besar" dan "akan membayarnya", sementara Iran telah berjanji menanggapi serangan potensial dengan cara yang sama.
Ketegangan regional telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa sejak perang genosida Israel di Gaza dimulai lebih dari setahun yang lalu.
Rezim kolonial Israel telah membunuh lebih dari 42.847 orang dan melukai lebih dari 100.000 orang di Jalur Gaza. Pasukan Zionis juga membunuh lebih dari 2.500 warga Lebanon.
(sya)