Hamas Mungkin Tunjuk Pemimpin Baru dari Luar Gaza setelah Kematian Yahya Sinwar

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 10:45 WIB
loading...
A A A
Hamas memiliki sejarah mengganti pemimpinnya yang tumbang dengan cepat dan efisien, dengan badan pembuat keputusan utamanya, Dewan Syura, yang bertugas menunjuk pemimpin baru.

Dewan Syura mewakili semua anggota Hamas di Jalur Gaza, Tepi Barat, penjara-penjara Israel dan Diaspora Palestina, yang berarti pemimpin baru harus memiliki wewenang memasuki pembicaraan gencatan senjata bahkan jika dia tidak berada di Gaza.

Saat ini Gaza masih menjadi tempat pejuang Hamas menyandera puluhan warga Israel.

Selain Hayya, yang merupakan kepala negosiator Hamas, pesaing utama kepemimpinan lainnya adalah Khaled Meshaal, pendahulu Haniyeh, dan Mohammad Darwish, tokoh yang kurang dikenal yang mengepalai Dewan Syura, menurut para analis dan sumber Hamas.

“Hamas perlu memberi tahu Qatar, yang telah memainkan peran utama dalam putaran perundingan gencatan senjata yang sejauh ini tidak membuahkan hasil, dan ibu kota regional lainnya sebelum keputusannya dibuat,” ungkap sumber tersebut.

Pembagian Tugas


Ashraf Abouelhoul, pakar masalah Palestina, memperkirakan tanggung jawab Sinwar akan dibagi menjadi dua peran, yakni satu peran mengawasi urusan militer dan peran lainnya menjalankan kantor politik, yang bertanggung jawab atas kontak internasional dan membentuk kebijakan.

“Iran adalah sekutu terkuat Hamas, yang mendukung kelompok tersebut dengan uang dan senjata, dan restu mereka adalah kunci untuk menentukan siapa yang akan menjadi penerus Sinwar,” papar Abouelhoul, pemimpin redaksi surat kabar milik negara, Al-Ahram, di Mesir.

Dia berharap Hamas akan tetap berpegang pada tuntutan inti dalam perundingan gencatan senjata di masa mendatang, terutama agar pasukan Israel mundur dari Gaza dan menghentikan perang.

Namun, Hamas dapat menunjukkan lebih banyak fleksibilitas pada beberapa kondisi, seperti perincian kesepakatan apa pun yang menukar sandera Israel dengan warga Palestina yang dipenjara Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan pembunuhan Sinwar sebagai tonggak sejarah, tetapi perang belum berakhir, dengan mengatakan pertempuran akan terus berlanjut hingga para sandera dibebaskan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2371 seconds (0.1#10.140)