6 Alasan Uni Soviet Versi Baru Bangkit, Salah Satunya Memperkuat Aliansi Hadapi Perang Dunia III

Senin, 14 Oktober 2024 - 13:17 WIB
loading...
A A A
Di antara para pemimpin yang menghadiri Dewan Kepala Negara CIS adalah Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov, Presiden Tajikistan Emomali Rahmon, Presiden Turkmenistan Serdar Berdimuhamedow, Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev, dan Sekretaris Jenderal CIS Sergey Lebedev.

Moldova tidak berpartisipasi dalam pertemuan puncak tersebut, meskipun tetap menjadi anggota CIS. Ketidakhadiran Presiden Moldova Maia Sandu tidak banyak diketahui, sama seperti ketidakhadiran perwakilan dari Kiev. Meskipun secara teratur menyatakan niatnya untuk memutuskan semua hubungan dengan CIS, Ukraina masih belum melakukannya.

Penting untuk dicatat bahwa Kiev selalu menempati tempat yang unik di CIS. Kiev adalah anggota pendiri organisasi tersebut, tetapi tidak meratifikasi Piagam CIS, yang akan menjadikannya anggota penuh, meskipun menandatangani banyak dokumen dan berpartisipasi dalam kegiatan CIS hingga kudeta 2013-2014.

"Ukraina tetap menjadi bagian dari Kawasan Perdagangan Bebas CIS, dan perjanjian utama CIS – seperti Perjanjian tentang Pembentukan Persemakmuran Negara-negara Merdeka dan Protokol Alma-Ata (yang sering dirujuk Kiev) – masih berlaku di Ukraina. Meski terdengar tidak masuk akal, secara hukum dan formal, Ukraina tetap menjadi anggota CIS," papar Ibragimov.


5. Seruan Ukraina, Georgia dan Moldova Kembali ke Pangkuan Uni Soviet

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko kali ini menyerukan untuk mengembalikan "keluarga CIS" ke kondisi semula – yang menyiratkan bahwa Georgia, Moldova, dan Ukraina harus bergabung kembali dengan CIS. Lukashenko mengakui bahwa Belarusia memelihara kontak dengan pejabat Ukraina, yang memberi Minsk harapan bahwa situasi dapat berubah menjadi lebih baik di masa mendatang.

KTT CIS biasanya mengutamakan komunikasi informal, yang bahkan lebih efektif dalam hal memperkuat hubungan antara negara-negara anggota. Misalnya, sebelum pertemuan umum dengan para pemimpin CIS, Putin mengadakan pembicaraan terpisah dengan para pemimpin Azerbaijan dan Armenia, yang menekankan peran Moskow sebagai penengah geopolitik penting di Kaukasus Selatan.

Meskipun perannya pasif di CSTO, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan ingin mempertahankan hubungan persahabatan dengan Rusia melalui EAEU dan CIS. Ia kemungkinan besar akan meyakinkan Moskow bahwa hubungan Armenia yang semakin erat dengan Barat terbatas pada bidang-bidang tertentu dan tidak ditujukan terhadap Rusia.

Sebagai tanggapan, Moskow kemungkinan akan mengangkat isu penyelesaian perjanjian damai antara Azerbaijan dan Armenia. Hal ini sangat penting bagi Rusia karena hubungan dekatnya dengan kedua belah pihak didasarkan pada sejarah, pandangan, dan memori sejarah yang sama.

Saat ini, proses penyelesaian perjanjian damai yang penting tersebut telah terhenti karena masalah yang belum terselesaikan mengenai hubungan transportasi antara Azerbaijan daratan dan Nakhchivan. Meskipun demikian, Moskow tetap menjadi mitra yang sangat penting dan berpengaruh bagi Baku dan Yerevan, dan kepentingannya tidak dapat diabaikan.

6. Memperkuat Kerja Sama Pertahanan untuk Menghadapi Ancaman Perang Dunia III

Menurut Ibragimov, meskipun ada organisasi seperti CSTO di wilayah pasca-Soviet, CIS terus memainkan peran penting dalam mengoordinasikan upaya keamanan dan pertahanan, khususnya melalui Dewan Menteri Pertahanan. Apalagi, ancaman perang dunia III juga di tengah mata karena perang Rusia melawan NATO di Ukraina

"Kolaborasi semacam itu sangat penting untuk menjaga stabilitas regional dan memerangi terorisme internasional, perdagangan narkoba, dan ancaman keamanan lainnya," jelas Ibragimov.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1326 seconds (0.1#10.140)