Bersedia Tukar Tahanan Kembali, Iran Tutup Pintu Negosiasi Nuklir

Selasa, 10 Desember 2019 - 17:08 WIB
Bersedia Tukar Tahanan Kembali, Iran Tutup Pintu Negosiasi Nuklir
Bersedia Tukar Tahanan Kembali, Iran Tutup Pintu Negosiasi Nuklir
A A A
TEHERAN - Juru bicara kabinet Iran mengatakan Teheran siap untuk kembali melakukan pertukaran tahanan dengan Amerika Serikat (AS). Namun, ia menegaskan kembali sikap kepemimpinan Iran bahwa tidak ada negosiasi lain antara Teheran dan Washington.

Pernyataan yang dilontarkan oleh Ali Rabiei itu adalah yang pertama setelah pertukaran tahanan antara AS dan Iran akhir pekan lalu.

Iran membebaskan seorang sarjana Cina-Amerika dari Princeton yang telah ditahan selama tiga tahun atas tuduhan spionase yang banyak dikritik. Cendekiawan itu, mahasiswa pascasarjana China-Amerika Xiyue Wang, dibebaskan dengan imbalan ilmuwan Iran Massoud Soleimani yang telah menghadapi persidangan federal di Georgia atas tuduhan ia melanggar sanksi dengan mencoba meminta bahan biologis yang dibawa ke Iran. (Baca: Iran-AS Terlibat Pertukaran Tahanan )

"Kami siap bekerja sama untuk mengembalikan semua orang Iran yang dipenjara secara tidak sah di AS," kata Rabiei kepada wartawan pada suatu pengarahan di Teheran seperti dilansir dari AP, Selasa (10/12/2019).

Namun dia mengatakan bahwa tidak akan ada negosiasi lain dengan AS di samping masalah ini.

Rabiei mengatakan setiap negosiasi lebih lanjut akan dimungkinkan melalui apa yang disebut kerangka kerja 5 + 1, referensi ke lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman, dengan syarat bahwa AS pertama-tama mencabut sanksi terhadap Iran.

Pertukaran tahanan pada Sabtu lalu dinegosiasikan secara tidak langsung dan berlangsung di Swiss, yang menjaga kepentingan AS di Iran karena Teheran dan Washington tidak memiliki hubungan diplomatik. Pertukaran meningkatkan harapan tindakan serupa lainnya dan dipandang sebagai terobosan diplomatik yang langka antara Teheran dan Washington setelah berbulan-bulan terlibat ketegangan. Tetapi tidak jelas apakah itu akan berdampak pada hubungan Iran-AS.

Tekanan sanksi AS terhadap Iran yang menghalangi penjualan minyak mentah di luar Negeri tetap ada. Ini adalah bagian dari kampanye tekanan maksimum Presiden Donald Trump yang diberlakukan setelah penarikan sepihaknya dari perjanjian nuklir Teheran dengan kekuatan dunia tahun lalu. Sanksi-sanksi itu sebagian memicu kemarahan yang terlihat dalam aksi protes nasional bulan lalu yang pasukan keamanan Iran hancurkan dengan keras.

Amnesty International mengatakan bahwa lebih dari 200 orang tewas dalam penumpasan itu meskipun Iran tidak menginformasikan jumlah korban tewas atau angka lain terkait kerusuhan itu.

Ada sejumlah warga Barat lain dari AS dan negara lain yang tetap ditahan di Iran dan dapat digunakan sebagai alat tawar untuk negosiasi di masa depan.

Warga lain itu termasuk veteran Angkatan Laut AS Michael White, yang menjalani hukuman spionase 10 tahun, serta aktivis lingkungan Morad Tahbaz, warga Iran dengan kewarganegaraa AS dan Inggris yang pada awalnya dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.

Juga di Iran adalah Baquer Namazi yang berusia 83 tahun dan putranya, Siamak Namazi, dua warga negara Iran-Amerika yang menghadapi hukuman 10 tahun setelah mereka dihukum karena berkolaborasi dengan kekuatan yang bermusuhan. Baquer Namazi sekarang tengah cuti berobat. Namun, para pendukungnya mengatakan dia masih tidak bisa meninggalkan Iran.

Mantan agen FBI Robert Levinson, yang menghilang di Iran pada 2007 ketika dalam misi CIA yang tidak sah, juga masih hilang. Iran mengatakan bahwa Levinson tidak di negara itu dan tidak memiliki informasi lebih lanjut tentang keberadaannya, tetapi keluarganya meminta Teheran bertanggung jawab atas kehilangannya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3902 seconds (0.1#10.140)