Israel Invasi Lebanon, Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Hanya Menonton
loading...
A
A
A
BEIRUT - Israel telah meluncurkan invasi darat ke Lebanon dengan dalih memerangi kelompok Hizbullah, Selasa (1/10/2024).
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres akui pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon atau UNIFIL tidak bisa berbuat banyak meski tetap berada di posisi mereka.
Juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan pasukan UNIFIL tidak dapat melaksanakan misi mereka.
"Mengingat intensitas roket yang saling bertebaran, mereka tidak dapat berpatroli," kata Dujarric.
"Intensitas pertempuran menghalangi pergerakan mereka," katanya lagi.
UNIFIL telah berada di Lebanon sejak 1978 dan memiliki sekitar 10.000 "Blue Helmets" di negara tersebut.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam pengumuman di X mengatakan invasi darat bagian dari Operasi Panah Utara sudah dimulai di Lebanon selatan.
"Operasi ini ditujukan terhadap target dan infrastruktur organisasi Hizbullah, di sejumlah desa dekat perbatasan, yang menimbulkan ancaman langsung dan nyata bagi permukiman Israel di perbatasan utara," bunyi pernyataan IDF.
IDF menambahkan bahwa operasi darat telah disetujui dan sedang dilaksanakan sesuai dengan keputusan di tingkat politik rezim pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.
"Operasi Panah Utara berlanjut sesuai dengan penilaian situasi di Gaza dan daerah lain," lanjut IDF, menekankan bahwa tujuan operasi tersebut adalah untuk membuat wilayah perbatasan aman bagi warga Israel yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka.
Militer Zionis juga mendeklarasikan zona militer di beberapa bagian perbatasan utaranya dengan Lebanon pada hari Senin menjelang invasi darat.
“Wilayah Metula, Misgav Am, dan Kfar Giladi di Israel utara telah dinyatakan sebagai zona militer tertutup. Masuk ke wilayah ini dilarang,” kata IDF.
Sementara itu, para tentara Angkatan Bersenjata Lebanon memilih mundur dari pangkalannya di perbatasan selatan bahkan sebelum para tentara Zionis menyerbu masuk. Itu diungkap sumber keamanan setempat kepada Al Arabiya English.
Sebaliknya, kelompok Hizbullah memilih melawan kehadiran pasukan agresor Zionis Israel di Lebanon.
"Pasukan perlawanan siap untuk pertempuran darat," kata Wakil pemimpin Hizbullah Naim Qassem.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres akui pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon atau UNIFIL tidak bisa berbuat banyak meski tetap berada di posisi mereka.
Juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan pasukan UNIFIL tidak dapat melaksanakan misi mereka.
"Mengingat intensitas roket yang saling bertebaran, mereka tidak dapat berpatroli," kata Dujarric.
"Intensitas pertempuran menghalangi pergerakan mereka," katanya lagi.
UNIFIL telah berada di Lebanon sejak 1978 dan memiliki sekitar 10.000 "Blue Helmets" di negara tersebut.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam pengumuman di X mengatakan invasi darat bagian dari Operasi Panah Utara sudah dimulai di Lebanon selatan.
"Operasi ini ditujukan terhadap target dan infrastruktur organisasi Hizbullah, di sejumlah desa dekat perbatasan, yang menimbulkan ancaman langsung dan nyata bagi permukiman Israel di perbatasan utara," bunyi pernyataan IDF.
IDF menambahkan bahwa operasi darat telah disetujui dan sedang dilaksanakan sesuai dengan keputusan di tingkat politik rezim pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.
"Operasi Panah Utara berlanjut sesuai dengan penilaian situasi di Gaza dan daerah lain," lanjut IDF, menekankan bahwa tujuan operasi tersebut adalah untuk membuat wilayah perbatasan aman bagi warga Israel yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka.
Militer Zionis juga mendeklarasikan zona militer di beberapa bagian perbatasan utaranya dengan Lebanon pada hari Senin menjelang invasi darat.
“Wilayah Metula, Misgav Am, dan Kfar Giladi di Israel utara telah dinyatakan sebagai zona militer tertutup. Masuk ke wilayah ini dilarang,” kata IDF.
Sementara itu, para tentara Angkatan Bersenjata Lebanon memilih mundur dari pangkalannya di perbatasan selatan bahkan sebelum para tentara Zionis menyerbu masuk. Itu diungkap sumber keamanan setempat kepada Al Arabiya English.
Sebaliknya, kelompok Hizbullah memilih melawan kehadiran pasukan agresor Zionis Israel di Lebanon.
"Pasukan perlawanan siap untuk pertempuran darat," kata Wakil pemimpin Hizbullah Naim Qassem.
(mas)