Iran Nyaris Serang Pangkalan AS sebelum Gempur Minyak Saudi?

Selasa, 26 November 2019 - 08:38 WIB
Iran Nyaris Serang Pangkalan AS sebelum Gempur Minyak Saudi?
Iran Nyaris Serang Pangkalan AS sebelum Gempur Minyak Saudi?
A A A
NEW YORK - Sebuah laporan Reuters mengungkap bahwa Iran nyaris menyerang pangkalan-pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah sebelum akhirnya memutuskan menyerang kilang minyak Aramco, Arab Saudi , 14 September lalu. Serangan terhadap basis Amerika dibatalkan dengan berbagai pertimbangan.

Menurut laporan tersebut, para pejabat Iran ingin membalas Amerika karena sanksinya telah melumpuhkan ekonomi Teheran dan tindakan sepihak Washington yang mundur dari kesepakatan nuklir. Serangan udara besar-besaran terhadap fasilitas minyak Aramco menjadi ganti dari pembatalan serangan terhadap basis militer AS.

Keputusan untuk menargetkan fasilitas minyak Aramco muncul setelah para pejabat militer Iran berkumpul untuk serangkaian pertemuan di Teheran—salah satunya dihadiri oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, yang akhirnya menandatangani rencana serangan tersebut. Laporan Reuters itu mengutip para pejabat yang mengetahui pertemuan para pejabat di Teheran tersebut.

"Sudah waktunya untuk mengambil pedang kita dan mengajari mereka pelajaran," kata komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, pada pertemuan pertama bulan Mei, sebagaimana ditirukan para pejabat yang jadi sumber Reuters.

Para pejabat mengatakan bahwa pasukan militer berkumpul setidaknya untuk lima pertemuan di sebuah kompleks yang dijaga ketat di Teheran. Mereka awalnya mempertimbangkan untuk menyerang instalasi militer AS, pelabuhan dan bandara Arab Saudi.

Namun, gagasan untuk menargetkan basis militer Amerika dibatalkan karena khawatir bahwa hal itu akan menimbulkan korban massal dan tanggapan keras dari Amerika.

"Kesepakatan tentang Aramco hampir tercapai dengan suara bulat," kata seorang pejabat kepada Reuters yang dilansir Selasa (26/11/2019). "Idenya adalah untuk menampilkan akses mendalam dan kemampuan militer Iran."

Tidak jelas lokasi pangkalan AS, pelabuhan dan bandara Arab Saudi yang disebut sebagai target awal.

Para pejabat tersebut mengatakan Khamenei menyetujui serangan terhdap ladang minyak Arab Saudi pada awal September, tetapi menegaskan bahwa pasukan Iran harus menghindari jatuhnya korban warga sipil Saudi maupun Amerika.

Menurut Associated Press pada September lalu, lebih dari 100 kontraktor meninggalkan lokasi setelah serangan itu, di mana tidak ada korban luka. Tetapi serangan itu melumpuhkan lima persen dari pasokan minyak dunia.

Dua sumber lain mengatakan kepada Reuters bahwa drone dan rudal yang digunakan dalam rentetan serangan diluncurkan dari pangkalan udara di Iran barat daya dan terbang di atas Irak dan Kuwait sebelum mencapai targetnya di Arab Saudi.

Rute itu—yang tidak langsung dari sekadar perjalanan melintasi Teluk Persia—dipilih dalam upaya untuk menyembunyikan keterlibatan Iran.

Sementara itu, seorang juru bicara Misi Iran untuk PBB di New York, ketika ditanya oleh Reuters tentang pertemuan itu, mengatakan bahwa itu tidak pernah terjadi dan Khamenei tidak pernah menyetujui operasi militer semacam itu.

Republik Islam Iran telah berulang kali membantah berada di balik serangan terhadap ladang minyak Saudi. Pemberontak Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab atas hal itu, tetapi Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan serangan itu tidak diragukan lagi disponsori oleh Iran dan merupakan tindakan perang terhadap Arab Saudi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3500 seconds (0.1#10.140)