Terungkap, Putin Dicoba Dua Kali Dipecat sebagai Bos Mata-mata

Sabtu, 23 November 2019 - 14:02 WIB
Terungkap, Putin Dicoba Dua Kali Dipecat sebagai Bos Mata-mata
Terungkap, Putin Dicoba Dua Kali Dipecat sebagai Bos Mata-mata
A A A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin ternyata pernah dicoba dua kali dipecat sebagai bos mata-mata Kremlin. Pemicunya karena kemajuan kariernya yang begitu pesat kala itu hingga menjadi wakil perdana menteri.

Rahasia tentang riwayat karier Putin yang jarang diketahui publik itu diungkap mantan pejabat Kremlin, Valentin Yumashev. Menurutnya, upaya pemecatan Putin hingga dua kali itu dilakukan Perdana Menteri (PM) teremuka kala itu, Yevgeny Primakov.

Putin bertanggung jawab atas FSB antara September 1998 hingga Mei 1999. Kemajuan kariernya yang luar biasa kemudian membuatnya menjadi Wakil Perdana Menteri, kemudian Perdana Menteri, dan akhirnya menjadi Presiden sementara Rusia pada 31 Desember 1999. Dia jadi presiden sementara setelah pengunduran diri Presiden Boris Yeltsin secara mengejutkan.

Yumashev adalah mantan pejabat tinggi pemerintah era Yeltsin, sehingga dia tahu persis situasi saat itu. Yumashev mengungkap rahasia itu dalam sebuah wawancara terbuka dengan seorang jurnalis Rusia-Amerika terkemuka Vladimir Pozner dan disiarkan langsung di YouTube pada hari Jumat (22/11/2019).

Saat itu, Putin mengepalai FSB. Sedangkan diplomat berpengaruh Rusia, Yevgeny Primakov, adalah Perdana Menteri. Primakov paling dikenal di Barat karena membatalkan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat (AS) pada Maret 1999 dan memutar balik pesawatnya di udara di atas Atlantik, sebagai tanggapan atas pemboman NATO di Yugoslavia.

Namun, di Rusia, dia juga dianggap sebagai calon pengganti Yeltsin. Pada suatu waktu, dia menjadi musuh bebuyutan Putin ketika dia mempertimbangkan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2000.

"Dia (Primakov) dua kali mencoba memecat Putin dari jabatan Direktur FSB. Hanya sedikit orang yang tahu itu," kata Yumashev, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (23/11/2019).

Namun, kata Yumashev, Yeltsin tidak akan membiarkan Primakov melakukannya. Menurutnya, Yeltsin saat itu menganggap Primakov agak terlalu otoriter dan bergaya Soviet untuk menjadi pemimpin baru negara Rusia.

Bagian lain dari ingatan Yumashev adalah adanya beberapa panggilan telepon dengan Putin pada musim gugur 1998. Dia mengatakan direktur FSB saat itu berbicara tentang tuntutan Primakov untuk memaksakan kehendaknya pada FSB, khususnya memerintahkan Putin untuk memata-matai Grigory Yavlinsky, sang pemimpin partai oposisi Yabloko.

Putin saat itu menentang taktik semacam itu, bahkan bersumpah untuk mengundurkan diri jika Yeltsin setuju menempatkan lawan politiknya di bawah pengawasan.

Pada akhirnya, Primakov menarik diri dari pencalonan pemilihan presiden dan kemudian menjadi sekutu dan penasihat yang dipercayai Putin. Politisi veteran itu meninggal pada 2015, pada usia 85 tahun.

Sebuah monumen untuk Primakov diluncurkan di luar Kementerian Luar Negeri di Moskow awal bulan ini, dengan Putin menyebutnya sebagai tokoh dengan “kepribadian berskala besar” dalam pidato yang disampaikan secara pribadi pada upacara tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4328 seconds (0.1#10.140)