Ini Sejarah Perang Berdarah Israel vs Hizbullah dari Masa ke Masa

Selasa, 24 September 2024 - 12:23 WIB
loading...
A A A
Mewakili populasi Muslim Syiah yang terpinggirkan, Hizbullah dengan cepat menjadi milisi yang kuat, merekrut banyak orang dari pemuda yang tidak puas di pinggiran selatan Beirut dan Lembah Bekaa.

2. Pertumpahan Darah dan Perlawanan 1983-1985


Antara tahun 1982 hingga 1986, Hizbullah, atau kelompok yang terkait dengannya, disalahkan atas beberapa serangan terhadap pasukan asing di Lebanon.

Yang paling signifikan dari serangan ini adalah pengeboman barak militer Prancis dan Amerika di Beirut pada bulan Oktober 1983, yang menewaskan lebih dari 300 pasukan penjaga perdamaian.

Meskipun diklaim oleh kelompok Jihad Islam, banyak yang percaya Hizbullah berada di balik serangan tersebut.

Pada tahun 1985, Hizbullah telah tumbuh kuat untuk memaksa militer Israel mundur dari sebagian besar Lebanon selatan, meskipun Israel mempertahankan "zona keamanan" di sepanjang perbatasan, yang diawasi oleh proksinya yang didominasi Kristen; Tentara Lebanon Selatan (SLA).

3. Kebangkitan Hizbullah 1992-1996


Setelah berakhirnya perang saudara Lebanon pada tahun 1992, Hizbullah beralih menjadi pemain politik, memenangkan delapan kursi di Parlemen Lebanon yang beranggotakan 128 orang.

Selama bertahun-tahun, pengaruhnya terus tumbuh, baik secara politik maupun militer, terutama karena menyediakan layanan sosial yang luas di daerah yang didominasi Muslim Syiah.

Pada saat yang sama, perlawanannya terhadap pasukan Israel terus berlanjut. Pada tahun 1993, Israel meluncurkan "Operation Accountability" sebagai balasan atas serangan Hizbullah di Israel utara, yang menyebabkan konflik singkat namun intens yang menewaskan 118 warga sipil Lebanon.

Kekerasan kembali meningkat pada tahun 1996 dengan "Operation Grapes of Wrath", saat Israel berupaya menekan Hizbullah.


4. Penarikan Pasukan Israel Tahun 2000 dan Perang Juli 2006


Pada bulan Mei 2000, pasukan Israel secara sepihak menarik diri dari Lebanon selatan setelah hampir dua dekade pendudukan, sebuah langkah yang sebagian besar dikaitkan dengan perlawanan Hizbullah.

Kemenangan ini memperkuat status Hizbullah bukan hanya sebagai milisi, tetapi juga sebagai kekuatan politik yang tangguh di Lebanon dan simbol perlawanan Arab terhadap Israel.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1144 seconds (0.1#10.140)