Meski Dapat Sanksi AS, Mengapa Pakistan Mampu Buat Rudal Berhulu Ledak Nuklir?

Senin, 16 September 2024 - 15:05 WIB
loading...
Meski Dapat Sanksi AS,...
Pakistan tetap bisa mengembangkan rudal berhulu ledak nuklir meski dapat sanksi AS. Foto/AP
A A A
ISLAMABAD - Pemerintah Amerika Serikat telah mengumumkan putaran sanksi baru yang menargetkan perusahaan Pakistan dan beberapa “entitas dan satu individu” China karena memasok peralatan dan teknologi untuk apa yang diklaimnya sebagai pengembangan rudal balistik di Pakistan.

Pengumuman itu menandai putaran keenam sanksi semacam itu yang akan dijatuhkan AS kepada perusahaan-perusahaan Tiongkok dan Pakistan sejak November 2021. Berdasarkan sanksi ini, aset-aset yang berbasis di AS dari mereka yang disebutkan dapat dibekukan, dan warga negara AS atau siapa pun yang berada di dalam (atau transit) AS dilarang berbisnis dengan kelompok atau orang mana pun yang disebutkan.

Sanksi tersebut menyebut perusahaan-perusahaan yang berkantor pusat di China, Hubei Huachangda Intelligent Equipment Co, Universal Enterprise, dan Xi’an Longde Technology Development Co, serta Innovative Equipment yang berkantor pusat di Pakistan dan seorang warga negara Tiongkok, karena "sengaja mentransfer peralatan dengan batasan teknologi rudal", kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, dilansir Al Jazeera.

Meski Dapat Sanksi AS, Mengapa Pakistan Mampu Buat Rudal Berhulu Ledak Nuklir?

1. Menggandeng China

Meski Dapat Sanksi AS, Mengapa Pakistan Mampu Buat Rudal Berhulu Ledak Nuklir?

Foto/AP

Menurut AS, Institut Penelitian Otomasi Beijing untuk Industri Pembuatan Mesin (RIAMB) telah bekerja sama dengan Kompleks Pengembangan Nasional (NDC) Pakistan, yang diyakini Washington terlibat dalam pengembangan rudal balistik jarak jauh untuk Pakistan.

"Amerika Serikat akan terus bertindak melawan proliferasi dan aktivitas pengadaan terkait yang menjadi perhatian, di mana pun itu terjadi," kata juru bicara tersebut. AS mengatakan pihaknya menggunakan sanksi untuk mencegah proliferasi senjata pemusnah massal (WMD), khususnya senjata jarak jauh.

Liu Pengyu, juru bicara kedutaan besar China di Washington, mengatakan: "China dengan tegas menentang sanksi sepihak dan yurisdiksi lengan panjang yang tidak memiliki dasar dalam hukum internasional atau otorisasi Dewan Keamanan PBB."

Kementerian luar negeri Pakistan belum mengomentari sanksi terbaru tersebut, dan pertanyaan yang dikirim ke kementerian tersebut oleh Al Jazeera tidak terjawab.

Putaran sanksi terbaru sebelum ini diumumkan pada bulan April 2024 ketika Washington memasukkan empat perusahaan dari Belarusia dan China ke dalam daftar hitam karena memasok barang-barang yang dapat digunakan untuk rudal ke program rudal jarak jauh Pakistan.

2. Tidak Mau Didikte oleh AS

Meski Dapat Sanksi AS, Mengapa Pakistan Mampu Buat Rudal Berhulu Ledak Nuklir?

Foto/AP

Menanggapi sanksi tersebut, Kementerian Luar Negeri Pakistan berpendapat bahwa sanksi tersebut telah dijatuhkan "tanpa bukti apa pun" bahwa perusahaan asing memasok program rudal balistiknya.

"Kami menolak penggunaan kontrol ekspor secara politis," kata Mumtaz Zahra Baloch, juru bicara kantor luar negeri dalam sebuah pernyataan pada bulan April, seraya menambahkan bahwa beberapa negara tampaknya menikmati pengecualian dari kontrol "nonproliferasi". Dapat dipahami bahwa ini mengacu pada peningkatan kerja sama antara AS dan sektor pertahanan India.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1872 seconds (0.1#10.140)