5 Fakta Menarik Militer Suriah di Negara yang Penuh dengan Konflik dan Kudeta
loading...
A
A
A
Hingga saat ini permusuhan keduanya masih belum terselesaikan. Bahkan Israel terkadang tidak ragu untuk menyerang Suriah yang dicurigai sebagai markas utama milisi Syiah asal Iran.
Serangan Israel ke Suriah yang terbaru terjadi pada 8 September 2024 kemarin, dimana serangan udara tersebut dilaporkan setidaknya menewaskan 18 orang dan melukai puluhan lainnya.
Suriah sempat mengalami serangkaian kudeta militer antara 1948 dan 1967. Kudeta dimulai pada bulan Maret 1949, dimana Jenderal Husni al-Za'im mengangkat dirinya sendiri sebagai presiden.
Kemudian di tahun 1949, Jenderal Adib Shishakli kemudian memegang kekuasaan sampai digulingkan dalam kudeta Suriah 1954.
Pada tahun 1963, Komite Militer Komando Regional Suriah dari Partai Ba'ath Sosialis Arab menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merencanakan perebutan kekuasaan melalui kudeta militer konvensional.
Konflik terkait kudeta militer terbaru terjadi sekitar kurang lebih satu dekade lalu, ketika munculnya perang saudara di Suriah dikarenakan protes terhadap rezim Presiden Assad pada tahun 2011. Pada saat itu militer Suriah tanpa ragu membunuh para pengunjuk rasa tak bersenjata.
Perang Saudara yang terjadi di Suriah ini membentuk sebuah kelompok milisi baru yang dikenal sebagai Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Perkembangan kelompok tersebut sangatlah pesat hingga mampu menguasai Suriah di tahun 2013.
Perkembangan ISIS di Suriah ini membuat Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis di tahun 2015 mulai memperluas kampanye udara mereka di Irak hingga mencakup Suriah.
Sementara itu, atas permintaan pemerintah Suriah pada bulan September 2015, Rusia mulai melancarkan serangan udara terhadap apa yang diklaimnya sebagai target-target ISIS.
Dengan dukungan Rusia dan Iran, pemerintah Suriah terus mendapatkan kembali kendali wilayah dari pasukan oposisi, termasuk benteng oposisi di Aleppo pada tahun 2016.
Serangan Israel ke Suriah yang terbaru terjadi pada 8 September 2024 kemarin, dimana serangan udara tersebut dilaporkan setidaknya menewaskan 18 orang dan melukai puluhan lainnya.
3. Kerap Terlibat Kudeta Militer
Suriah sempat mengalami serangkaian kudeta militer antara 1948 dan 1967. Kudeta dimulai pada bulan Maret 1949, dimana Jenderal Husni al-Za'im mengangkat dirinya sendiri sebagai presiden.
Kemudian di tahun 1949, Jenderal Adib Shishakli kemudian memegang kekuasaan sampai digulingkan dalam kudeta Suriah 1954.
Pada tahun 1963, Komite Militer Komando Regional Suriah dari Partai Ba'ath Sosialis Arab menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merencanakan perebutan kekuasaan melalui kudeta militer konvensional.
Konflik terkait kudeta militer terbaru terjadi sekitar kurang lebih satu dekade lalu, ketika munculnya perang saudara di Suriah dikarenakan protes terhadap rezim Presiden Assad pada tahun 2011. Pada saat itu militer Suriah tanpa ragu membunuh para pengunjuk rasa tak bersenjata.
4. Memerangi ISIS
Perang Saudara yang terjadi di Suriah ini membentuk sebuah kelompok milisi baru yang dikenal sebagai Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Perkembangan kelompok tersebut sangatlah pesat hingga mampu menguasai Suriah di tahun 2013.
Perkembangan ISIS di Suriah ini membuat Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis di tahun 2015 mulai memperluas kampanye udara mereka di Irak hingga mencakup Suriah.
Sementara itu, atas permintaan pemerintah Suriah pada bulan September 2015, Rusia mulai melancarkan serangan udara terhadap apa yang diklaimnya sebagai target-target ISIS.
Dengan dukungan Rusia dan Iran, pemerintah Suriah terus mendapatkan kembali kendali wilayah dari pasukan oposisi, termasuk benteng oposisi di Aleppo pada tahun 2016.