AS Tegaskan Ukraina akan Gabung dengan NATO

Kamis, 12 September 2024 - 15:38 WIB
loading...
AS Tegaskan Ukraina...
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kiri) menyapa Menlu Ukraina Andriiy Sybiha di akhir konferensi pers bersama dengan Menlu Inggris David Lammy di Kementerian Luar Negeri di Kiev, Ukraina, Rabu, 11 September 2024. Foto/AP/Mark Schiefelbein
A A A
KIEV - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menegaskan Washington ingin melihat Kiev memenangkan konflik melawan Moskow dan bergabung dengan NATO.

Blinken mengunjungi Kiev bersama Menlu Inggris David Lammy untuk menegaskan kembali dukungan Inggris-Amerika terhadap pemerintahan Volodymyr Zelensky.

“Pada pertemuan puncak bulan Juli, kami menyatakan jalan Ukraina menuju keanggotaan NATO tidak dapat diubah,” ungkap Blinken pada Rabu (11/9/2024).

Dia mengingatkan tuan rumahnya bahwa blok yang dipimpin AS telah “membentuk komando yang didedikasikan untuk mendukung keanggotaan Ukraina.”

Blinken telah mengajukan alasan untuk keanggotaan Kiev di NATO sebelumnya. Namun, blok tersebut telah secara resmi menyatakan, baik di Washington musim panas ini maupun tahun lalu di Lithuania, bahwa ini hanya dapat terjadi “ketika sekutu setuju dan persyaratan terpenuhi.”

Hongaria dan Slovakia telah mengatakan mereka tidak akan setuju dalam keadaan apa pun, karena membawa Ukraina ke NATO berarti perang dengan Rusia.

Dalam pidato yang sama di Kiev, Blinken menggambarkan gambaran cerah industri militer Ukraina, dengan mengklaim industri tersebut telah berkembang enam kali lipat selama tahun lalu.

“Dalam beberapa tahun mendatang, hal itu akan menjadikan Ukraina salah satu industri pertahanan paling maju di dunia, dan akan mampu membawanya ke pasar global dan mengambil alih pangsa pasar global dari negara-negara lain seperti Rusia, dan juga memasok sekutu NATO,” papar dia.

Kiev saat ini sepenuhnya bergantung pada Barat untuk persenjataan, peralatan, amunisi, dan bahkan suntikan dana untuk menjaga agar pemerintahannya tetap berjalan.

Ukraina juga menghadapi kekurangan listrik yang meluas, karena serangan rudal Rusia telah menurunkan kapasitas produksi listrik.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0952 seconds (0.1#10.140)