Banjir Singkat Tewaskan Lebih dari 70 Orang di Afghanistan
loading...
Banjir menerjang wilayah dekat Kabul, Afghanistan. Foto/REUTERS
A
A
A
KABUL - Banjir singkat menewaskan lebih dari 70 orang dan menghancurkan ratusan rumah di utara ibu kota Afghanistan pada Rabu (26/8).
“Banjir menyapu provinsi Parwan, yang berbatasan dengan Kabul, pada dini hari, menyeret pria, wanita dan anak-anak, serta menghancurkan 300 rumah,” ungkap juru bicara Kementerian Manajemen Bencana Tamim Azimi.
Tim penyelamat mencari para korban dengan menyusuri lumpur sepanjang hari. “Hingga saat ini ada 72 orang yang meninggal dunia dan 90 orang yang terluka,” papar Azimi.
“Banjir juga menyapu delapan provinsi, menewaskan dua orang di Maidan Wardak dan dua orang di Nangahar,” papar juru bicara Kementerian Manajemen Bencana yang menambahkan perubahan iklim telah memperburuk banjir yang menerjang negara itu.
Juru bicara Presiden Ashraf Ghani menyatakan di Twitter bahwa kantornya memerintahkan otoritas untuk memberi bantuan pemulihan bencana pada para korban selamat. (Baca Juga: Presiden DK PBB Indonesia Hentikan Langkah Sanksi AS pada Iran)
Ghani menambahkan, banjir mengakibatkan kerugian keuangan yang besar. (Baca Infografis: Tsar Bomba, Bom Nuklir Terkuat Sejagad Milik Rusia Berikut Perbandingannya)
Bencana itu terjadi saat negara itu mengalami krisis ekonomi akibat pandemi virus corona dan kekerasan berlanjut meski Amerika Serikat mendorong perdamaian antara pemerintah Afghanistan dan pemberontak Taliban. (Lihat Video: Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo Hadiri Penghargaan Virtual Kepala Daerah Inovatif 2020)
“Banjir menyapu provinsi Parwan, yang berbatasan dengan Kabul, pada dini hari, menyeret pria, wanita dan anak-anak, serta menghancurkan 300 rumah,” ungkap juru bicara Kementerian Manajemen Bencana Tamim Azimi.
Tim penyelamat mencari para korban dengan menyusuri lumpur sepanjang hari. “Hingga saat ini ada 72 orang yang meninggal dunia dan 90 orang yang terluka,” papar Azimi.
“Banjir juga menyapu delapan provinsi, menewaskan dua orang di Maidan Wardak dan dua orang di Nangahar,” papar juru bicara Kementerian Manajemen Bencana yang menambahkan perubahan iklim telah memperburuk banjir yang menerjang negara itu.
Juru bicara Presiden Ashraf Ghani menyatakan di Twitter bahwa kantornya memerintahkan otoritas untuk memberi bantuan pemulihan bencana pada para korban selamat. (Baca Juga: Presiden DK PBB Indonesia Hentikan Langkah Sanksi AS pada Iran)
Ghani menambahkan, banjir mengakibatkan kerugian keuangan yang besar. (Baca Infografis: Tsar Bomba, Bom Nuklir Terkuat Sejagad Milik Rusia Berikut Perbandingannya)
Bencana itu terjadi saat negara itu mengalami krisis ekonomi akibat pandemi virus corona dan kekerasan berlanjut meski Amerika Serikat mendorong perdamaian antara pemerintah Afghanistan dan pemberontak Taliban. (Lihat Video: Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo Hadiri Penghargaan Virtual Kepala Daerah Inovatif 2020)
(sya)
Explore More