ISW: China Dapat Kuasai Kepulauan Kinmen di Taiwan dalam 6 Bulan
loading...
A
A
A
TAIPEI - China dapat menguasai Kepulauan Kinmen di lepas pantai Taiwan dalam waktu enam bulan ke depan, dengan keyakinan bahwa Amerika Serikat (AS) tidak akan mengambil tindakan keras terhadap agresi Beijing.
Penilaian itu merupakan analisis terbaru dari kelompok penelitian nirlaba dan lembaga think tank AS, Institute for the Study of War (ISW).
Para peneliti dari ISW dan American Enterprise Institute—lembaga think tank sayap kanan-tengah yang berpusat di Washington—memperingatkan bahwa pemimpin Partai Komunis China (CCP) Xi Jinping mungkin percaya bahwa dia memiliki “kesempatan unik" selama beberapa bulan mendatang untuk melakukan kampanye pemaksaan yang tidak memerlukan perang terhadap Kepulauan Kinmen, mengingat lanskap politik di Taiwan dan AS.
"Di Amerika Serikat, Presiden Joe Biden sedang dalam masa jeda setelah mengumumkan pengunduran dirinya dari pemilihan umum 2024. Lanskap politik dalam negeri AS bergejolak dan memecah belah di tengah pemilihan umum yang sedang berlangsung, lembaga kebijakan luar negeri disibukkan dengan perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan Gaza, dan penduduk AS tidak begitu menginginkan lebih banyak perang,” tulis para peneliti dalam laporan mereka yang dipublikasikan pada 21 Agustus.
“Xi (Jinping) mungkin meyakini faktor-faktor ini akan menghalangi tanggapan AS yang tepat waktu dan tegas terhadap kampanye Kinmen-nya sebelum pelantikan presiden baru AS pada Januari 2025,” imbuh laporan itu, yang dikutip The Singapore Post, Selasa (10/9/2024).
Laporan ISW telah diterbitkan di tengah meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Taipei, menyusul Lai Ching-te dilantik sebagai presiden Taiwan pada Mei.
Coast Guard Taiwan mengatakan kapal patrolinya mengusir 835 kapal China dari perairan yang dikuasai Taiwan dari Januari hingga 25 Juni, yang mendorong menteri pertahanan pulau itu, Wellington Woo, untuk memperingatkan bahwa China sedang mencoba membangun norma baru di sekitar perairan Kinmen, menurut laporan The Epoch Times.
Pada bulan Juli, ketegangan di Selat Taiwan meningkat setelah pasukan Coast Guard China menaiki dan menyita kapal penangkap ikan Taiwan yang berada di perairan China sekitar 17,5 mil laut dari perairan Kepulauan Kinmen yang dikuasai Taiwan.
Mengenai dinamika politik Taiwan saat ini, para peneliti ISW mengatakan bahwa pemerintahan Lai "masih relatif belum berpengalaman" dan Partai Progresif Demokratik (DDP) yang berkuasa di Taiwan harus menghadapi "pertempuran politik yang sering terjadi" dengan koalisi oposisi Kuomintang (KMT) dan Partai Rakyat Taiwan (TPP), yang disebut "berusaha menghalangi agenda DPP" untuk menghentikan ekspansi otoriter.
Penilaian itu merupakan analisis terbaru dari kelompok penelitian nirlaba dan lembaga think tank AS, Institute for the Study of War (ISW).
Para peneliti dari ISW dan American Enterprise Institute—lembaga think tank sayap kanan-tengah yang berpusat di Washington—memperingatkan bahwa pemimpin Partai Komunis China (CCP) Xi Jinping mungkin percaya bahwa dia memiliki “kesempatan unik" selama beberapa bulan mendatang untuk melakukan kampanye pemaksaan yang tidak memerlukan perang terhadap Kepulauan Kinmen, mengingat lanskap politik di Taiwan dan AS.
"Di Amerika Serikat, Presiden Joe Biden sedang dalam masa jeda setelah mengumumkan pengunduran dirinya dari pemilihan umum 2024. Lanskap politik dalam negeri AS bergejolak dan memecah belah di tengah pemilihan umum yang sedang berlangsung, lembaga kebijakan luar negeri disibukkan dengan perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan Gaza, dan penduduk AS tidak begitu menginginkan lebih banyak perang,” tulis para peneliti dalam laporan mereka yang dipublikasikan pada 21 Agustus.
“Xi (Jinping) mungkin meyakini faktor-faktor ini akan menghalangi tanggapan AS yang tepat waktu dan tegas terhadap kampanye Kinmen-nya sebelum pelantikan presiden baru AS pada Januari 2025,” imbuh laporan itu, yang dikutip The Singapore Post, Selasa (10/9/2024).
Laporan ISW telah diterbitkan di tengah meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Taipei, menyusul Lai Ching-te dilantik sebagai presiden Taiwan pada Mei.
Gangguan di Selat Taiwan
Coast Guard Taiwan mengatakan kapal patrolinya mengusir 835 kapal China dari perairan yang dikuasai Taiwan dari Januari hingga 25 Juni, yang mendorong menteri pertahanan pulau itu, Wellington Woo, untuk memperingatkan bahwa China sedang mencoba membangun norma baru di sekitar perairan Kinmen, menurut laporan The Epoch Times.
Pada bulan Juli, ketegangan di Selat Taiwan meningkat setelah pasukan Coast Guard China menaiki dan menyita kapal penangkap ikan Taiwan yang berada di perairan China sekitar 17,5 mil laut dari perairan Kepulauan Kinmen yang dikuasai Taiwan.
Mengenai dinamika politik Taiwan saat ini, para peneliti ISW mengatakan bahwa pemerintahan Lai "masih relatif belum berpengalaman" dan Partai Progresif Demokratik (DDP) yang berkuasa di Taiwan harus menghadapi "pertempuran politik yang sering terjadi" dengan koalisi oposisi Kuomintang (KMT) dan Partai Rakyat Taiwan (TPP), yang disebut "berusaha menghalangi agenda DPP" untuk menghentikan ekspansi otoriter.