Ramalan Nostradamus Pilpres AS: Kamala Harris Akan Kalahkan Donald Trump!
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Sejarawan Allan Lichtman, yang dijuluki "Nostradamus pemilihan presiden Amerika Serikat", meramalkan bahwa Kamala Harris akan mengalahkan Donald Trump pada November mendatang.
Profesor sejarah di American University itu mengatakan metodenya sama sekali mengabaikan jajak pendapat, dan sebaliknya didasarkan pada serangkaian 13 pertanyaan "benar-atau-salah" yang seharusnya memegang "kunci" menuju Gedung Putih.
Awalnya, calon presiden (capres) dari Partai Republik Donald Trump seharusnya melawan presiden petahana Joe Biden dari Partai Demokrat. Namun, setelah penampilan buruk Biden selama debat yang disiarkan televisi pada akhir Juni, Partai Demokrat menggantinya dengan Wakil Presiden Harris sebagai capres mereka.
Berbicara kepada The New York Times, Lichtman berkata: "Kamala Harris akan menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya—setidaknya itulah prediksi saya untuk hasil pemilu ini."
Dia menjelaskan bahwa dari 13 yang disebut "kunci", delapan di antaranya mendukung capres dari Partai Demokrat.
Dia mengeklaim bahwa Harris telah memperoleh keuntungan dari tidak adanya kandidat pihak ketiga yang kuat setelah Robert F Kennedy Jr menarik diri dari pilpres pada bulan lalu.
Dia juga mengutip indikator ekonomi jangka pendek dan jangka panjang yang positif, dugaan pencapaian legislatif yang ditetapkan oleh pemerintahan Biden, dan persepsi tidak adanya kerusuhan sosial atau skandal yang terkait dengan Gedung Putih, sebagai faktor yang menguntungkan kandidat dari Partai Demokrat.
Selain itu, kata Lichtman, fakta bahwa Harris tidak harus menjalani proses pencalonan partai, dengan semua kandidat lain mendukungnya, juga merupakan nilai tambah bagi Wakil Presiden Harris.
Berbicara kepada Fox News Digital pada hari Sabtu, peramal pilpres yang terkenal itu tetap pada prediksinya, dengan mengatakan bahwa, setelah penarikan diri Biden yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pilpres, para politikus Partai Demokrat akhirnya menjadi cerdas dan bersatu di belakang Harris.
Profesor sejarah di American University itu mengatakan metodenya sama sekali mengabaikan jajak pendapat, dan sebaliknya didasarkan pada serangkaian 13 pertanyaan "benar-atau-salah" yang seharusnya memegang "kunci" menuju Gedung Putih.
Awalnya, calon presiden (capres) dari Partai Republik Donald Trump seharusnya melawan presiden petahana Joe Biden dari Partai Demokrat. Namun, setelah penampilan buruk Biden selama debat yang disiarkan televisi pada akhir Juni, Partai Demokrat menggantinya dengan Wakil Presiden Harris sebagai capres mereka.
Baca Juga
Berbicara kepada The New York Times, Lichtman berkata: "Kamala Harris akan menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya—setidaknya itulah prediksi saya untuk hasil pemilu ini."
Dia menjelaskan bahwa dari 13 yang disebut "kunci", delapan di antaranya mendukung capres dari Partai Demokrat.
Dia mengeklaim bahwa Harris telah memperoleh keuntungan dari tidak adanya kandidat pihak ketiga yang kuat setelah Robert F Kennedy Jr menarik diri dari pilpres pada bulan lalu.
Dia juga mengutip indikator ekonomi jangka pendek dan jangka panjang yang positif, dugaan pencapaian legislatif yang ditetapkan oleh pemerintahan Biden, dan persepsi tidak adanya kerusuhan sosial atau skandal yang terkait dengan Gedung Putih, sebagai faktor yang menguntungkan kandidat dari Partai Demokrat.
Selain itu, kata Lichtman, fakta bahwa Harris tidak harus menjalani proses pencalonan partai, dengan semua kandidat lain mendukungnya, juga merupakan nilai tambah bagi Wakil Presiden Harris.
Berbicara kepada Fox News Digital pada hari Sabtu, peramal pilpres yang terkenal itu tetap pada prediksinya, dengan mengatakan bahwa, setelah penarikan diri Biden yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pilpres, para politikus Partai Demokrat akhirnya menjadi cerdas dan bersatu di belakang Harris.