Hasil Autopsi: Aktivis Aysenur Ezgi Eygi Tewas akibat Peluru Sniper Israel di Kepalanya
loading...
A
A
A
NABLUS - Hasil autopsi aktivis Turki-Amerika Serikat Aysenur Ezgi Eygi telah mengonfirmasi bahwa dia tewas akibat peluru sniper Israel di kepalanya.
Itu disampaikan Gubernur Nablus Ghassan Daghlas pada hari Sabtu.
Eygi, yang berpartisipasi dalam demonstrasi menentang permukiman ilegal Israel di Beita, dekat Nablus, Tepi Barat, ditembak oleh sniper Israel pada hari Jumat.
Dalam sebuah pernyataan kepada Anadolu, Daghlas mengatakan hasil autopsi menunjukkan penyebab kematian Eygi adalah luka tembak yang dilakukan oleh sniper, yang secara khusus menargetkan kepalanya.
Eygi telah dilarikan ke rumah sakit terdekat di mana dia dinyatakan meninggal saat tiba di rumah sakit.
Eygi (26), warga negara ganda Turki dan AS, telah aktif terlibat dalam gerakan solidaritas yang mendukung hak-hak Palestina.
Kematiannya telah memicu kemarahan global dan seruan untuk akuntabilitas dari komunitas lokal dan internasional.
Para pengunjuk rasa di Inggris mengecam pembunuhan aktivis tersebut dan menyerukan kepada pemerintah AS dan Inggris untuk meminta pertanggungjawaban Israel.
Charlie Burt, seorang pengunjuk rasa, mengatakan bahwa jurnalis, aktivis, dan semua orang yang menunjukkan solidaritas terhadap Palestina "menjadi sasaran" tentara Israel.
"Itu adalah protes damai yang dia hadiri, dan tidak dapat diterima jika ada orang yang ditembak atau dibunuh karena itu," katanya mengacu pada pembunuhan Eygi, seperti dikutip dari Anadolu, Minggu (8/9/2024).
Burt juga menuntut agar Israel dimintai pertanggungjawaban atas pembunuhan tersebut.
"Saya pikir, pemerintah Inggris dan AS perlu meminta pertanggungjawaban Israel atas pembunuhannya. Sejujurnya, itu menjijikkan," paparnya.
Ketika ditanya apakah pemerintah harus berbuat lebih banyak untuk mencegah lebih banyak pembunuhan, Burt mengatakan dia yakin pemerintah Inggris "terlalu lunak" terhadap Israel saat ini.
Mengingatkan bahwa pemerintah telah menangguhkan 30 lisensi senjata baru-baru ini, Burt, bagaimanapun, menekankan bahwa semuanya harus dihentikan, termasuk suku cadang jet temur siluman F-35.
“Kita harus memberi sanksi, mencabut hak milik, dan memboikot Israel sepenuhnya hingga genosida berakhir dan Palestina bebas,” imbuh Burt.
Sementara itu, militer Israel mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki laporan kematian seorang warga negara asing di desa Beita, di Tepi Barat utara.
"Sedang menyelidiki laporan bahwa seorang warga negara asing tewas akibat tembakan yang dilepaskan di daerah tersebut," bunyi pernyataan militer Israel.
"Rincian insiden dan keadaan di mana dia dihantam sedang ditinjau," imbuh militer Zionis, tanpa mengungkapkan kewarganegaraannya.
Itu disampaikan Gubernur Nablus Ghassan Daghlas pada hari Sabtu.
Eygi, yang berpartisipasi dalam demonstrasi menentang permukiman ilegal Israel di Beita, dekat Nablus, Tepi Barat, ditembak oleh sniper Israel pada hari Jumat.
Dalam sebuah pernyataan kepada Anadolu, Daghlas mengatakan hasil autopsi menunjukkan penyebab kematian Eygi adalah luka tembak yang dilakukan oleh sniper, yang secara khusus menargetkan kepalanya.
Eygi telah dilarikan ke rumah sakit terdekat di mana dia dinyatakan meninggal saat tiba di rumah sakit.
Eygi (26), warga negara ganda Turki dan AS, telah aktif terlibat dalam gerakan solidaritas yang mendukung hak-hak Palestina.
Kematiannya telah memicu kemarahan global dan seruan untuk akuntabilitas dari komunitas lokal dan internasional.
Para pengunjuk rasa di Inggris mengecam pembunuhan aktivis tersebut dan menyerukan kepada pemerintah AS dan Inggris untuk meminta pertanggungjawaban Israel.
Charlie Burt, seorang pengunjuk rasa, mengatakan bahwa jurnalis, aktivis, dan semua orang yang menunjukkan solidaritas terhadap Palestina "menjadi sasaran" tentara Israel.
"Itu adalah protes damai yang dia hadiri, dan tidak dapat diterima jika ada orang yang ditembak atau dibunuh karena itu," katanya mengacu pada pembunuhan Eygi, seperti dikutip dari Anadolu, Minggu (8/9/2024).
Burt juga menuntut agar Israel dimintai pertanggungjawaban atas pembunuhan tersebut.
"Saya pikir, pemerintah Inggris dan AS perlu meminta pertanggungjawaban Israel atas pembunuhannya. Sejujurnya, itu menjijikkan," paparnya.
Ketika ditanya apakah pemerintah harus berbuat lebih banyak untuk mencegah lebih banyak pembunuhan, Burt mengatakan dia yakin pemerintah Inggris "terlalu lunak" terhadap Israel saat ini.
Mengingatkan bahwa pemerintah telah menangguhkan 30 lisensi senjata baru-baru ini, Burt, bagaimanapun, menekankan bahwa semuanya harus dihentikan, termasuk suku cadang jet temur siluman F-35.
“Kita harus memberi sanksi, mencabut hak milik, dan memboikot Israel sepenuhnya hingga genosida berakhir dan Palestina bebas,” imbuh Burt.
Sementara itu, militer Israel mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki laporan kematian seorang warga negara asing di desa Beita, di Tepi Barat utara.
"Sedang menyelidiki laporan bahwa seorang warga negara asing tewas akibat tembakan yang dilepaskan di daerah tersebut," bunyi pernyataan militer Israel.
"Rincian insiden dan keadaan di mana dia dihantam sedang ditinjau," imbuh militer Zionis, tanpa mengungkapkan kewarganegaraannya.
(mas)