Paus Hvaldimir Diduga Mata-mata Rusia Ternyata Ditembak Mati di Sekujur Tubuhnya

Kamis, 05 September 2024 - 11:11 WIB
loading...
Paus Hvaldimir Diduga...
Hvaldimir, ikan paus beluga diduga mata-mata Rusia yang mati di negara NATO ternyata akibat ditembak. Foto/Helene OBarry via BBC
A A A
OSLO - Kelompok hak asasi satwa mengatakan penyebab kematian Hvaldimir, ikan paus beluga yang diduga mata-mata Rusia, di Norwegia adalah tembakan.

Organisasi NOAH dan One Whale mengatakan mereka telah mengajukan pengaduan kepada polisi Norwegia, meminta mereka untuk membuka penyelidikan kriminal.

Ikan paus tersebut dinamai Hvaldimir, yang sejatinya adalah plesetan kata dari bahasa Norwegia untuk paus (hval) dan hubungannya dengan Moskow. Ia pertama kali muncul di lepas pantai di wilayah Finnmark, Norwegia utara, pada tahun 2019.



Menjadi selebritas di Norwegia, Hvaldimir ditemukan mati pada hari Sabtu di sebuah teluk di pantai barat daya negara NATO tersebut.

Jasadnya diangkut ke cabang lokal Institut Kedokteran Hewan Norwegia pada hari Senin untuk diautopsi.

"Ia memiliki banyak luka tembak di sekujur tubuhnya," kata Regina Crosby Haug, kepala One Whale, yang didirikan untuk melacak paus beluga, kepada AFP setelah melihat jasad Hvaldimir pada hari Senin.

Foto-foto yang diterbitkan pada hari Rabu oleh kedua organisasi tersebut menunjukkan apa yang tampak seperti peluru yang bersarang di lubang-lubang di tubuh hewan yang berlumuran darah itu.

“Luka-luka pada paus itu mengkhawatirkan dan tidak dapat menyingkirkan kemungkinan tindak pidana—ini mengejutkan,” kata direktur NOAH Siri Martinsen dalam sebuah pernyataan.

“Mengingat adanya dugaan tindak pidana, sangat penting bagi polisi untuk segera terlibat,” katanya lagi, seperti dikutip dari AFP, Kamis (5/9/2024).

Polisi mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima pengaduan dan mengatakan akan menyelidiki masalah tersebut untuk menentukan apakah ada motif yang wajar untuk memulai penyelidikan.

Institut Kedokteran Hewan mengatakan kepada AFP: “Jika sesuatu yang mencurigakan muncul dalam autopsi, polisi akan diberitahu."



Ketika Hvaldimir ditemukan pada tahun 2019, ahli biologi kelautan Norwegia melepaskan tali kekang buatan manusia dengan dudukan yang cocok untuk kamera aksi dan kata-kata “Peralatan St Petersburg” yang dicetak dalam bahasa Inggris pada kait plastik.

Pejabat Norwegia mengatakan Hvaldimir mungkin telah melarikan diri dari kandang dan dilatih oleh Angkatan Laut Rusia, karena ia tampak terbiasa dengan manusia.

Moskow tidak pernah mengeluarkan reaksi resmi apa pun terhadap spekulasi bahwa ia mungkin adalah “mata-mata Rusia”.

Organisasi ketiga yang juga melacak pergerakan paus tersebut, Marine Mind, mengatakan bahwa mereka menemukan bangkai Hvaldimir mengambang di air pada hari Sabtu sekitar pukul 14.30 siang.

"Tidak ada yang dapat segera mengungkap penyebab kematian," kata direktur organisasi itu, Sebastian Strand, kepada AFP.

"Kami melihat tanda-tanda tetapi masih terlalu dini untuk mengatakan apa penyebab kematiannya."

Dia mengatakan bahwa beberapa tanda mungkin disebabkan oleh burung laut, tetapi belum ada penjelasan untuk yang lainnya pada tahap ini.

One Whale dan Marine Mind berselisih pendapat tentang cara terbaik untuk melindungi Hvaldimir.

Dengan alasan risiko tabrakan dengan kapal, One Whale telah meminta agar Hvaldimir dipindahkan ke Laut Barents di lepas pantai Norwegia utara, habitat yang lebih alami bagi beluga.

Namun, Marine Mind menentang gagasan tersebut, dengan alasan bahwa pengangkutan dapat membahayakan nyawanya.

Dengan perkiraan usia 15 hingga 20 tahun, Hvaldimir tergolong muda untuk seekor paus beluga, yang biasanya hidup selama 30 hingga 35 tahun, menurut WWF.

Pada tahun 2019, hipotesis tentang "paus mata-mata" didorong oleh lokasi strategis Laut Barents, pusat persaingan Timur-Barat selama Perang Dingin.

Armada Angkatan Laut Rusia yang paling kuat bermarkas di Laut Barents, dan Rusia serta Barat terus melacak pergerakan kapal selam masing-masing di wilayah tersebut.

Wilayah ini juga merupakan pintu gerbang ke Lintasan Timur Laut, yang memperpendek rute pelayaran antara Samudra Atlantik dan Pasifik.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1150 seconds (0.1#10.140)