Abaikan Peringatan Rusia, AS Segera Berikan Rudal Jarak Jauh pada Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Amerika Serikat (AS) “hampir” menyetujui pengiriman rudal jelajah jarak jauh ke Ukraina meskipun telah berulang kali mendapat peringatan dari Rusia.
Reuters melaporkan hal itu pada Selasa (3/9/2024), mengutip pejabat yang berbicara dengan syarat anonim.
Senjata yang dimaksud, Joint Air-to-Surface Standoff Missiles (JASSM), dapat diintegrasikan ke dalam jet tempur F-16 rancangan AS yang dipasok ke Kiev oleh sponsor Baratnya.
Menurut kantor berita tersebut, penyertaan JASSM dalam paket senjata baru untuk Kiev diharapkan akan dipublikasikan musim gugur ini.
Namun, sumber mencatat diskusi tentang rudal tersebut masih berlangsung dan keputusan akhir belum dibuat.
Mereka juga mengklaim pengiriman senjata yang sebenarnya dapat memakan waktu “beberapa bulan,” karena otoritas AS perlu mengerjakan detail teknis dari langkah tersebut.
Dikembangkan oleh Lockheed Martin, JASSM dapat memungkinkan tentara Kiev menyerang target sejauh sekitar 300 km di dalam perbatasan Rusia, atau hingga 500 km untuk beberapa versi yang lebih eksklusif dan memiliki jangkauan lebih jauh.
Tidak jelas dari laporan tersebut, jenis rudal mana yang diyakini akan diberikan AS kepada Kiev.
Satu sumber mengklaim ada juga upaya membuat rudal tersebut kompatibel dengan jet tempur non-Barat dalam inventaris Ukraina saat ini, karena sejauh ini negara tersebut hanya menerima gelombang pertama F-16 seperti yang dijanjikan.
Salah satu sumber mengklaim pemberian JASSM kepada Ukraina dianggap sebagai masalah yang sensitif, karena akan menambah tekanan pada Washington untuk melonggarkan pembatasan penggunaan persenjataannya oleh Kiev.
Sementara Ukraina telah menerima lampu hijau dari beberapa negara Barat untuk menyerang target "sah" di Rusia dengan senjata mereka, sejauh ini AS hanya mengizinkan penggunaan senjatanya untuk mempertahankan diri dari serangan lintas batas tetapi tidak untuk "serangan mendalam" ke wilayah Rusia.
Kiev telah menuntut selama berbulan-bulan agar para pendukung Baratnya memperluas jangkauan serangan yang diizinkan dan mengizinkan penggunaan senjata Barat untuk menyerang target-target yang jauh di dalam Rusia.
Selama perjalanan baru-baru ini ke AS oleh para pejabat senior dari Kiev, mereka dilaporkan menunjukkan kepada Amerika daftar target-target yang jauh melampaui batas-batas Rusia yang ingin mereka serang.
Moskow telah lama memperingatkan Barat agar tidak membiarkan Kiev menyerang wilayah Rusia, yang akan dianggap sebagai eskalasi permusuhan.
Rusia juga mengancam akan memasok peralatan militer serupa kepada musuh-musuh Barat sebagai balasan, jika peringatannya tidak diindahkan.
Mengomentari daftar keinginan Kiev untuk target-target Rusia, duta besar Moskow untuk Washington, Anatoly Antonov, memperingatkan AS "tidak akan dapat tinggal diam di seberang lautan" jika mencabut pembatasan penggunaan misil-misilnya oleh Ukraina, dan semua peralatan yang dipasok Barat pasti akan dihancurkan.
Reuters melaporkan hal itu pada Selasa (3/9/2024), mengutip pejabat yang berbicara dengan syarat anonim.
Senjata yang dimaksud, Joint Air-to-Surface Standoff Missiles (JASSM), dapat diintegrasikan ke dalam jet tempur F-16 rancangan AS yang dipasok ke Kiev oleh sponsor Baratnya.
Menurut kantor berita tersebut, penyertaan JASSM dalam paket senjata baru untuk Kiev diharapkan akan dipublikasikan musim gugur ini.
Namun, sumber mencatat diskusi tentang rudal tersebut masih berlangsung dan keputusan akhir belum dibuat.
Mereka juga mengklaim pengiriman senjata yang sebenarnya dapat memakan waktu “beberapa bulan,” karena otoritas AS perlu mengerjakan detail teknis dari langkah tersebut.
Dikembangkan oleh Lockheed Martin, JASSM dapat memungkinkan tentara Kiev menyerang target sejauh sekitar 300 km di dalam perbatasan Rusia, atau hingga 500 km untuk beberapa versi yang lebih eksklusif dan memiliki jangkauan lebih jauh.
Tidak jelas dari laporan tersebut, jenis rudal mana yang diyakini akan diberikan AS kepada Kiev.
Satu sumber mengklaim ada juga upaya membuat rudal tersebut kompatibel dengan jet tempur non-Barat dalam inventaris Ukraina saat ini, karena sejauh ini negara tersebut hanya menerima gelombang pertama F-16 seperti yang dijanjikan.
Salah satu sumber mengklaim pemberian JASSM kepada Ukraina dianggap sebagai masalah yang sensitif, karena akan menambah tekanan pada Washington untuk melonggarkan pembatasan penggunaan persenjataannya oleh Kiev.
Sementara Ukraina telah menerima lampu hijau dari beberapa negara Barat untuk menyerang target "sah" di Rusia dengan senjata mereka, sejauh ini AS hanya mengizinkan penggunaan senjatanya untuk mempertahankan diri dari serangan lintas batas tetapi tidak untuk "serangan mendalam" ke wilayah Rusia.
Kiev telah menuntut selama berbulan-bulan agar para pendukung Baratnya memperluas jangkauan serangan yang diizinkan dan mengizinkan penggunaan senjata Barat untuk menyerang target-target yang jauh di dalam Rusia.
Selama perjalanan baru-baru ini ke AS oleh para pejabat senior dari Kiev, mereka dilaporkan menunjukkan kepada Amerika daftar target-target yang jauh melampaui batas-batas Rusia yang ingin mereka serang.
Moskow telah lama memperingatkan Barat agar tidak membiarkan Kiev menyerang wilayah Rusia, yang akan dianggap sebagai eskalasi permusuhan.
Rusia juga mengancam akan memasok peralatan militer serupa kepada musuh-musuh Barat sebagai balasan, jika peringatannya tidak diindahkan.
Mengomentari daftar keinginan Kiev untuk target-target Rusia, duta besar Moskow untuk Washington, Anatoly Antonov, memperingatkan AS "tidak akan dapat tinggal diam di seberang lautan" jika mencabut pembatasan penggunaan misil-misilnya oleh Ukraina, dan semua peralatan yang dipasok Barat pasti akan dihancurkan.
(sya)