Akhiri Konflik dengan Eritrea, PM Ethiopia Diganjar Nobel Perdamaian

Jum'at, 11 Oktober 2019 - 22:46 WIB
Akhiri Konflik dengan...
Akhiri Konflik dengan Eritrea, PM Ethiopia Diganjar Nobel Perdamaian
A A A
OSLO - Perdana Menteri (PM) Ethiopia, Abiy Ahmed, berhasil memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2019. Abey diganjar Hadiah Nobel Perdamaian atas upaya mengakhiri permusuhan dengan Eritrea yang telah berlangsung selama dua dekade.

Meski menghadapi tantangan besar, pemimpin termuda Afrika itu memulai reformasi politik dan ekonomi yang menjanjikan kehidupan yang lebih baik bagi banyak orang di Ethiopia yang miski dalam dua tahun berkuasa. Ia juga berhasil memulihkan hubungan dengan Eritrea yang telah dibekukan sejak perang perbatasan 1998-2000.

Komite Nobel mengatakan Abiy memenangkan hadiah bergengsi itu atas upayanya untuk mencapai perdamaian dan kerja sama internasional, dan khususnya untuk inisiatif yang menentukan untuk menyelesaikan konflik perbatasan dengan negara tetangga Eritrea.

Dikatakan hadiah itu dimaksudkan untuk mengakui semua pemangku kepentingan yang bekerja untuk perdamaian dan rekonsiliasi di Ethiopia dan di wilayah Afrika Timur dan Timur Laut.

"Saya sangat rendah hati dan senang. Ini adalah hadiah yang diberikan kepada Afrika, diberikan kepada Ethiopia," kata Abiy Ahmed dalam panggilan telepon yang direkam oleh sekretaris komite penghargaan yang diposting online seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/10/2019).

Menurut juru bicaranya mengatakan Abiy tengah bertemu dengan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok ketika dia diberi tahu bahwa dia telah memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian.

Menurut Kepala Stockholm International Peace Research Institute, Dan Smith, keputusan Komite Nobel tampaknya dirancang untuk mendorong proses perdamaian, mengulangi pemberian hadiah serupa pada 1994 yang diberikan kepada para pemimpin Israel dan Palestina serta penghargaan pada tahun 1993 untuk gerakan rekonsiliasi di Afrika Selatan.

"Ini adalah kasus yang menginginkan intervensi konstruktif dalam proses perdamaian ... untuk memberikan pengaruh dan dorongan," katanya kepada Reuters.

"Tantangannya sekarang adalah masalah internal Abiy Ahmed, dengan Ethiopia perlu berurusan dengan konsekuensi kekerasan jangka panjang, termasuk tiga juta orang terlantar dan kebutuhan untuk melanjutkan proses politik," imbuhnya.

Abiy sendiri adalah favorit kedua untuk memenangi penghargaan bergengsi itu, di belakang remaja aktivis perubahaan iklim asal Swedia Greta Thunberg.

“Saya sering mengatakan bahwa angin harapan semakin kuat di Afrika. Perdana Menteri Abiy Ahmed adalah salah satu alasan utamanya mengapa (itu terjadi),” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

"Visinya membantu Ethiopia dan Eritrea mencapai pemulihan hubungan bersejarah," tukasnya.
(ian)
Berita Terkait
Hadiah Nobel Perdamaian...
Hadiah Nobel Perdamaian Jatuh ke Pelukan Program Pangan Dunia
Penemu Virus Hepatitis...
Penemu Virus Hepatitis C Raih Nobel Bidang Kesehatan
Kisah Perempuan Iran...
Kisah Perempuan Iran Narges Mohammadi, Peraih Nobel yang Jalani Hidup di Penjara
Sabet Nobel Perdamaian,...
Sabet Nobel Perdamaian, Kremlin Sebut Muratov Jurnalis Pemberani
Perjuangkan Kebebasan...
Perjuangkan Kebebasan Berekspresi, Jurnalis Rusia dan Filipina Raih Nobel Perdamaian
Temukan Cara Cerdas...
Temukan Cara Cerdas Buat Molekul, Pasangan Jerman-Skotlandia Sabet Nobel Kimia
Berita Terkini
Macron Ingin Pengaruhi...
Macron Ingin Pengaruhi Pemilihan Paus Baru demi Calon dari Prancis
24 menit yang lalu
AS Mulai Bagikan Info...
AS Mulai Bagikan Info Intel Ruang Angkasa Sensitif China dan Rusia pada Five Eyes
1 jam yang lalu
Hamas Peringatkan Gaza...
Hamas Peringatkan Gaza dalam Fase Kelaparan Total, Israel Perluas Operasi Militer
1 jam yang lalu
Penampakan Kapal Bantuan...
Penampakan Kapal Bantuan Gaza yang Dirudal Drone Israel Lalu Diselamatkan Malta
10 jam yang lalu
Trump Tegaskan AS Memenangkan...
Trump Tegaskan AS Memenangkan 2 Perang Dunia
10 jam yang lalu
Yaman Serang Pangkalan...
Yaman Serang Pangkalan Udara Israel dengan Rudal Hipersonik, Kebakaran Berkobar di Tamra
11 jam yang lalu
Infografis
5 Negara yang Memilih...
5 Negara yang Memilih Jalur Negosiasi Tarif dengan AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved