Apa Harta Karun Paling Berharga bagi Ukraina?
loading...
A
A
A
MOSKOW - Jutaan senjata api kelas militer ilegal beredar di Ukraina dan Kiev kini tengah berupaya mengendalikan situasi. Itu diungkapkan Menteri Dalam Negeri Bogdan Drapaty.
Senjata api memang menjadi senjata api yang paling berharga bagi warga Ukraina. Apalagi senjata api itu diperoleh tanpa membeli, tanpa mereka menemukannya di sekitar jenazah tentara yang sudah tewas dalam perang.
Pejabat senior itu menyampaikan pernyataan tersebut di TV Ukraina pada Jumat (30/8/2024). Itu mempromosikan rencana untuk mengatasi masalah persenjataan ilegal massal di negara itu, yang telah disetujui oleh parlemen negara itu awal tahun ini.
Meskipun jumlah pasti senjata api ilegal yang dimiliki warga Ukraina tidak diketahui, kemungkinan besar jumlahnya antara dua hingga lima juta senjata api kelas militer, kata menteri itu, mengutip perkiraan dari "mitra Eropa" Kiev.
Persenjataan yang disimpan secara tidak sah termasuk senjata "piala" yang ditemukan oleh warga sipil di zona pertempuran, serta senjata api yang dibagikan secara tidak terkendali oleh otoritas Ukraina sendiri pada hari-hari awal konflik dengan Rusia, Drapaty menjelaskan. "Untuk menghindari masalah hukum, warga negara harus mendaftarkan persenjataan mereka paling lambat 25 Desember," katanya, dilansir RT.
"Setelah mendeklarasikan [senjata api], seseorang akan memiliki hak untuk menyimpannya selama darurat militer tetap diberlakukan, dan menggunakannya untuk melawan agresi bersenjata," kata Drapaty. Dia mendesak mendesak warga sipil untuk menggunakan senjata api mereka melawan militer Rusia.
Ketika darurat militer berakhir, warga negara akan memiliki waktu 90 hari untuk menyerahkan persenjataan yang diterima dari otoritas Ukraina kembali ke negara, tambahnya. Senjata api yang diperoleh dengan cara tersebut tetap menjadi milik Ukraina.
Warga sipil akan dapat menyimpan "harta karun" mereka yang tidak diketahui asalnya saat konflik berakhir. "Senjata tersebut dapat diubah menjadi senjata api yang sah secara sipil," tutur Drapaty.
Setelah batas waktu 25 Desember, warga sipil Ukraina akan diwajibkan untuk segera memberi tahu pihak berwenang tentang senjata api yang mereka temukan.
Awal bulan ini, parlemen Ukraina mengesahkan undang-undang kontroversial yang memungkinkan warga sipil untuk melawan pasukan Rusia sendiri dan menggunakan senjata api mereka sesuka hati. Undang-undang tersebut secara efektif bertentangan dengan hukum internasional, yang membuat perbedaan yang jelas antara warga sipil dan kombatan, dengan hanya yang terakhir yang berhak untuk berpartisipasi dalam permusuhan selama konflik bersenjata.
Senjata api memang menjadi senjata api yang paling berharga bagi warga Ukraina. Apalagi senjata api itu diperoleh tanpa membeli, tanpa mereka menemukannya di sekitar jenazah tentara yang sudah tewas dalam perang.
Pejabat senior itu menyampaikan pernyataan tersebut di TV Ukraina pada Jumat (30/8/2024). Itu mempromosikan rencana untuk mengatasi masalah persenjataan ilegal massal di negara itu, yang telah disetujui oleh parlemen negara itu awal tahun ini.
Meskipun jumlah pasti senjata api ilegal yang dimiliki warga Ukraina tidak diketahui, kemungkinan besar jumlahnya antara dua hingga lima juta senjata api kelas militer, kata menteri itu, mengutip perkiraan dari "mitra Eropa" Kiev.
Persenjataan yang disimpan secara tidak sah termasuk senjata "piala" yang ditemukan oleh warga sipil di zona pertempuran, serta senjata api yang dibagikan secara tidak terkendali oleh otoritas Ukraina sendiri pada hari-hari awal konflik dengan Rusia, Drapaty menjelaskan. "Untuk menghindari masalah hukum, warga negara harus mendaftarkan persenjataan mereka paling lambat 25 Desember," katanya, dilansir RT.
"Setelah mendeklarasikan [senjata api], seseorang akan memiliki hak untuk menyimpannya selama darurat militer tetap diberlakukan, dan menggunakannya untuk melawan agresi bersenjata," kata Drapaty. Dia mendesak mendesak warga sipil untuk menggunakan senjata api mereka melawan militer Rusia.
Ketika darurat militer berakhir, warga negara akan memiliki waktu 90 hari untuk menyerahkan persenjataan yang diterima dari otoritas Ukraina kembali ke negara, tambahnya. Senjata api yang diperoleh dengan cara tersebut tetap menjadi milik Ukraina.
Warga sipil akan dapat menyimpan "harta karun" mereka yang tidak diketahui asalnya saat konflik berakhir. "Senjata tersebut dapat diubah menjadi senjata api yang sah secara sipil," tutur Drapaty.
Setelah batas waktu 25 Desember, warga sipil Ukraina akan diwajibkan untuk segera memberi tahu pihak berwenang tentang senjata api yang mereka temukan.
Awal bulan ini, parlemen Ukraina mengesahkan undang-undang kontroversial yang memungkinkan warga sipil untuk melawan pasukan Rusia sendiri dan menggunakan senjata api mereka sesuka hati. Undang-undang tersebut secara efektif bertentangan dengan hukum internasional, yang membuat perbedaan yang jelas antara warga sipil dan kombatan, dengan hanya yang terakhir yang berhak untuk berpartisipasi dalam permusuhan selama konflik bersenjata.
(ahm)