Pesawat Mata-mata Militer China Serbu Langit Jepang, Tokyo Protes Keras
loading...
A
A
A
TOKYO - Pesawat mata-mata militer China telah menyerbu wilayah udara Jepang pada Senin. Tokyo merespons dengan mengerahkan jet tempur dan menyampaikan protes keras pada Beijing.
"Pesawat China dipastikan telah melanggar wilayah udara teritorial di lepas pantai Kepulauan Danjo di Prefektur Nagasaki," kata Kementerian Pertahanan Jepang, menambahkan bahwa militer Jepang terpaksa mengerahkan jet-jet tempur dalam misi keadaan darurat.
"Pesawat pengumpul intelijen Y-9 milik China memasuki wilayah udara Jepang pada pukul 11.29 pagi (0229 GMT) selama sekitar dua menit," imbuh kementerian tersebut.
Tidak ada komentar dari otoritas China.
Media-media lokal, termasuk NHK, melaporkan insiden tersebut menandai serbuan pertama oleh pesawat militer China ke wilayah udara Jepang.
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan langkah-langkah telah diambil oleh Pasukan Bela Diri (SDF) seperti mengeluarkan peringatan ke pesawat tersebut, tetapi NHK melaporkan bahwa tidak ada senjata, seperti pistol suar, yang digunakan sebagai tanda peringatan.
Menanggapi insiden tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Masataka Okano memanggil duta besar sementara China di pada Senin malam. "Dan menyampaikan protes keras kepada pejabat tersebut," kata Kementerian Luar Negeri Jepang seperti dikutip AFP, Selasa (27/8/2024).
Okano menyerukan tindakan untuk mencegah terulangnya insiden tersebut.
Kementerian itu melanjutkan, pihak diplomat China mengatakan sebagai respons bahwa masalah tersebut akan dilaporkan ke Beijing.
Kapal-kapal Jepang dan China sebelumnya terlibat dalam insiden menegangkan di wilayah yang disengketakan, khususnya Kepulauan Senkaku di Laut China Timur, yang dikenal oleh Beijing sebagai Diaoyu.
Rangkaian pulau terpencil tersebut telah memicu ketegangan diplomatik dan menjadi ajang konfrontasi antara kapal Coast Guard Jepang dan kapal penangkap ikan China.
Beijing semakin tegas dalam klaimnya atas pulau-pulau tersebut dalam beberapa tahun terakhir, dengan Tokyo melaporkan keberadaan kapal Coast Guard China, sebuah kapal Angkatan Laut, dan bahkan sebuah kapal selam bertenaga nuklir.
Di masa lalu, dua pesawat nonmiliter dari China—sebuah pesawat baling-baling dan sebuah pesawat nirawak kecil—dipastikan telah memasuki wilayah udara Jepang di dekat Kepulauan Senkaku pada tahun 2012 dan 2017, menurut laporan NHK.
"Pesawat China dipastikan telah melanggar wilayah udara teritorial di lepas pantai Kepulauan Danjo di Prefektur Nagasaki," kata Kementerian Pertahanan Jepang, menambahkan bahwa militer Jepang terpaksa mengerahkan jet-jet tempur dalam misi keadaan darurat.
"Pesawat pengumpul intelijen Y-9 milik China memasuki wilayah udara Jepang pada pukul 11.29 pagi (0229 GMT) selama sekitar dua menit," imbuh kementerian tersebut.
Tidak ada komentar dari otoritas China.
Media-media lokal, termasuk NHK, melaporkan insiden tersebut menandai serbuan pertama oleh pesawat militer China ke wilayah udara Jepang.
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan langkah-langkah telah diambil oleh Pasukan Bela Diri (SDF) seperti mengeluarkan peringatan ke pesawat tersebut, tetapi NHK melaporkan bahwa tidak ada senjata, seperti pistol suar, yang digunakan sebagai tanda peringatan.
Menanggapi insiden tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Masataka Okano memanggil duta besar sementara China di pada Senin malam. "Dan menyampaikan protes keras kepada pejabat tersebut," kata Kementerian Luar Negeri Jepang seperti dikutip AFP, Selasa (27/8/2024).
Okano menyerukan tindakan untuk mencegah terulangnya insiden tersebut.
Kementerian itu melanjutkan, pihak diplomat China mengatakan sebagai respons bahwa masalah tersebut akan dilaporkan ke Beijing.
Kapal-kapal Jepang dan China sebelumnya terlibat dalam insiden menegangkan di wilayah yang disengketakan, khususnya Kepulauan Senkaku di Laut China Timur, yang dikenal oleh Beijing sebagai Diaoyu.
Rangkaian pulau terpencil tersebut telah memicu ketegangan diplomatik dan menjadi ajang konfrontasi antara kapal Coast Guard Jepang dan kapal penangkap ikan China.
Beijing semakin tegas dalam klaimnya atas pulau-pulau tersebut dalam beberapa tahun terakhir, dengan Tokyo melaporkan keberadaan kapal Coast Guard China, sebuah kapal Angkatan Laut, dan bahkan sebuah kapal selam bertenaga nuklir.
Di masa lalu, dua pesawat nonmiliter dari China—sebuah pesawat baling-baling dan sebuah pesawat nirawak kecil—dipastikan telah memasuki wilayah udara Jepang di dekat Kepulauan Senkaku pada tahun 2012 dan 2017, menurut laporan NHK.
(mas)