Industri Sistem Pengawasan China Merajalela, Negara-negara Afrika Patut Waspada
loading...
A
A
A
Tujuan Spionase
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan-perusahaan China telah bermitra dengan pemerintah daerah di berbagai negara Afrika untuk transfer teknologi.
Di Zimbabwe, misalnya, pemerintahnya telah bekerja sama dengan Cloud Walk, sebuah perusahaan teknologi yang berbasis di Guangzhou, China, untuk menerapkan program pengenalan wajah berskala besar.
Inisiatif ini telah menuai kritik signifikan dari para aktivis hak asasi manusia, yang berpendapat bahwa berkolaborasi dengan perusahaan China menimbulkan risiko besar terhadap keamanan data warga negara dan perlindungan informasi biometrik, yang dapat dieksploitasi oleh otoritas China.
Demikian pula di Uganda, di mana pihak kepolisian memperoleh sistem CCTV yang mendukung AI dari Huawei asal China yang menimbulkan kekhawatiran di antara warga dan aktivis setempat.
Kekhawatiran ini berakar pada penyalahgunaan teknologi pengenalan wajah, yang dilaporkan telah menyebabkan lebih dari 836 pendukung pemimpin oposisi Bobi Wine dipenjara.
Situasi ini telah menimbulkan pertanyaan serius tentang niat sebenarnya dari keterlibatan China, dengan banyak yang menyatakan bahwa tujuan China mungkin untuk mengeksploitasi persaingan politik lokal daripada mengatasi meningkatnya angka kejahatan, yang merupakan pembenaran awal program tersebut.
Teknologi digital China telah membekali pemerintah otoriter di Afrika dengan alat untuk memantau oposisi dan menekan perbedaan pendapat. Kurangnya peraturan ketat yang mengatur teknologi digital di Afrika telah membuat negara-negara ini rentan terhadap praktik pengawasan invasif, yang berpotensi menyebabkan erosi hak-hak warga negara.
Jadi, sangat penting bagi kedaulatan negara-negara di Afrika agar praktik semacam itu tetap terkendali, terutama mengingat sejarah China dalam menggunakan infrastruktur pengawasannya untuk tujuan spionase.
(mas)