Bos Shin Bet Peringatkan Netanyahu soal Kebrutalan Pemukim Israel dan Ulah Ben-Gvir
loading...
A
A
A
Pekan lalu pemukim Yahudi membunuh Rashid Mahmoud Sedda, 22 tahun, dalam serangan pemukim di desa Jit, sebelah timur Qalqiliya di Tepi Barat dan melukai seorang lainnya secara kritis di dada, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Sumber-sumber lokal mengatakan para pemukim ilegal menyerang bagian barat desa tersebut, membakar beberapa kendaraan, dan menembak serta membunuh penduduk desa muda tersebut serta melukai seorang lainnya, menurut kantor berita resmi Palestina WAFA.
Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan sanksi terhadap para pemukim dan organisasi-organisasi Yahudi ekstremis di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki, dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia yang serius terhadap warga Palestina.
Pimpinan Shin Bet mengecam kunjungan Ben-Gvir baru-baru ini ke kompleks Masjid al-Aqsa dengan mengatakan, "Perkembangan ke arah ini akan menyebabkan pertumpahan darah dan akan mengubah wajah Negara Israel secara tak terduga."
"Saya yakin bahwa kita memerlukan pernyataan tegas bahwa ini salah dan berbahaya, secara moral dan demi keamanan … Saya yakin bahwa ini perlu menjadi salah satu tujuan utama pemerintah sebelum terlambat," tegas Bar.
Laporan itu mengatakan kantor Ben-Gvir menuduh Bar "berusaha memutarbalikkan fakta" dan menyerang Menteri Keamanan untuk "menghindar dari pembahasan tentang tanggung jawabnya atas konsep dan kegagalan yang menyebabkan 7 Oktober."
"Itu tidak akan membantunya. Setelah (mantan kepala intelijen IDF Aharon) Haliva, dialah orang berikutnya yang harus mengundurkan diri," tegas kantor Ben-Gvir tersebut.
Haliva, yang mengumumkan pengunduran dirinya pada bulan April, mengatakan, "Kegagalan korps intelijen adalah kesalahan saya."
"Pada tanggal 7 Oktober, hari pahit yang saya bawa dalam hati nurani dan di pundak saya, dan akan terus saya bawa sampai hari-hari terakhir saya, kami tidak menjunjung tinggi kesucian sumpah kami," ujar Haliva pada upacara pengunduran dirinya pada Rabu.
Sumber-sumber lokal mengatakan para pemukim ilegal menyerang bagian barat desa tersebut, membakar beberapa kendaraan, dan menembak serta membunuh penduduk desa muda tersebut serta melukai seorang lainnya, menurut kantor berita resmi Palestina WAFA.
Penyerbuan Masjid Al Aqsa
Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan sanksi terhadap para pemukim dan organisasi-organisasi Yahudi ekstremis di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki, dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia yang serius terhadap warga Palestina.
Pimpinan Shin Bet mengecam kunjungan Ben-Gvir baru-baru ini ke kompleks Masjid al-Aqsa dengan mengatakan, "Perkembangan ke arah ini akan menyebabkan pertumpahan darah dan akan mengubah wajah Negara Israel secara tak terduga."
"Saya yakin bahwa kita memerlukan pernyataan tegas bahwa ini salah dan berbahaya, secara moral dan demi keamanan … Saya yakin bahwa ini perlu menjadi salah satu tujuan utama pemerintah sebelum terlambat," tegas Bar.
Laporan itu mengatakan kantor Ben-Gvir menuduh Bar "berusaha memutarbalikkan fakta" dan menyerang Menteri Keamanan untuk "menghindar dari pembahasan tentang tanggung jawabnya atas konsep dan kegagalan yang menyebabkan 7 Oktober."
"Itu tidak akan membantunya. Setelah (mantan kepala intelijen IDF Aharon) Haliva, dialah orang berikutnya yang harus mengundurkan diri," tegas kantor Ben-Gvir tersebut.
Haliva, yang mengumumkan pengunduran dirinya pada bulan April, mengatakan, "Kegagalan korps intelijen adalah kesalahan saya."
"Pada tanggal 7 Oktober, hari pahit yang saya bawa dalam hati nurani dan di pundak saya, dan akan terus saya bawa sampai hari-hari terakhir saya, kami tidak menjunjung tinggi kesucian sumpah kami," ujar Haliva pada upacara pengunduran dirinya pada Rabu.