Rusia Ancam Rezim Ukraina Jadi Ancaman bagi Seluruh Eropa
loading...
A
A
A
MOSKOW - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova telah memperingatkan bahwa “rezim Neo-Nazi Kiev” menjadi ancaman bagi seluruh Eropa dengan berencana menyerang fasilitas nuklir di Rusia.
Dalam sebuah pernyataannya, Zakharova mendesak masyarakat internasional untuk menanggapi dengan tegas laporan tentang rencana Kiev untuk menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir di Kursk.
“Kami menyerukan kepada badan-badan internasional, khususnya PBB dan [Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA)], untuk segera mengutuk tindakan provokatif yang disiapkan oleh rezim Kiev dan mencegah pelanggaran keamanan nuklir dan fisik PLTN Kursk,” katanya, dilansir Press Tv.
"Tindakan militer Ukraina ini dapat mengakibatkan bencana buatan manusia berskala besar di Eropa,” ungkapnya.
Rencana Kiev tidak hanya menimbulkan “ancaman langsung” terhadap keamanan PLTN tetapi juga bertentangan dengan prinsip-prinsip IAEA yang dirumuskan oleh pimpinannya, Rafael Grossi, pada tahun 2022, di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina, tambahnya.
“Seluruh masyarakat internasional harus memahami ancaman yang ditimbulkan oleh rezim neo-Nazi Kiev terhadap benua Eropa.”
Zakharova juga menegaskan bahwa segala upaya untuk “mengintimidasi dan meneror seluruh wilayah dan seluruh masyarakat internasional harus dihentikan dengan tegas melalui upaya bersama.”
Pekan lalu, pasukan Ukraina melancarkan serangan lintas batas ke wilayah perbatasan Rusia tempat PLTN itu berada.
Pada hari Jumat, jurnalis militer Rusia Marat Khairullin melaporkan, mengutip sumber, bahwa Kiev merencanakan operasi bendera palsu yang melibatkan peledakan bom atom kotor dan menargetkan penyimpanan bahan bakar nuklir bekas dari sebuah PLTN.
Laporan mengatakan operasi itu akan diarahkan ke PLTN Zaporozhye Rusia di Energodar atau PLTN Kursk.
PLTN Kursk dilaporkan berjarak 90 kilometer dari perbatasan Ukraina-Rusia, yang telah menjadi arena bentrokan sengit antara kedua belah pihak.
PLTN Zaporozhye adalah yang terbesar di Eropa dan juga terletak dekat dengan garis depan.
Baik PBB maupun IAEA belum menanggapi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia hingga Sabtu malam.
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya memperingatkan bahwa setiap upaya untuk menciptakan "bencana buatan manusia di bagian benua Eropa" akan ditanggapi dengan "tindakan balasan militer dan teknis militer yang keras."
Dalam sebuah pernyataannya, Zakharova mendesak masyarakat internasional untuk menanggapi dengan tegas laporan tentang rencana Kiev untuk menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir di Kursk.
“Kami menyerukan kepada badan-badan internasional, khususnya PBB dan [Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA)], untuk segera mengutuk tindakan provokatif yang disiapkan oleh rezim Kiev dan mencegah pelanggaran keamanan nuklir dan fisik PLTN Kursk,” katanya, dilansir Press Tv.
"Tindakan militer Ukraina ini dapat mengakibatkan bencana buatan manusia berskala besar di Eropa,” ungkapnya.
Rencana Kiev tidak hanya menimbulkan “ancaman langsung” terhadap keamanan PLTN tetapi juga bertentangan dengan prinsip-prinsip IAEA yang dirumuskan oleh pimpinannya, Rafael Grossi, pada tahun 2022, di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina, tambahnya.
“Seluruh masyarakat internasional harus memahami ancaman yang ditimbulkan oleh rezim neo-Nazi Kiev terhadap benua Eropa.”
Zakharova juga menegaskan bahwa segala upaya untuk “mengintimidasi dan meneror seluruh wilayah dan seluruh masyarakat internasional harus dihentikan dengan tegas melalui upaya bersama.”
Pekan lalu, pasukan Ukraina melancarkan serangan lintas batas ke wilayah perbatasan Rusia tempat PLTN itu berada.
Pada hari Jumat, jurnalis militer Rusia Marat Khairullin melaporkan, mengutip sumber, bahwa Kiev merencanakan operasi bendera palsu yang melibatkan peledakan bom atom kotor dan menargetkan penyimpanan bahan bakar nuklir bekas dari sebuah PLTN.
Laporan mengatakan operasi itu akan diarahkan ke PLTN Zaporozhye Rusia di Energodar atau PLTN Kursk.
PLTN Kursk dilaporkan berjarak 90 kilometer dari perbatasan Ukraina-Rusia, yang telah menjadi arena bentrokan sengit antara kedua belah pihak.
PLTN Zaporozhye adalah yang terbesar di Eropa dan juga terletak dekat dengan garis depan.
Baik PBB maupun IAEA belum menanggapi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia hingga Sabtu malam.
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya memperingatkan bahwa setiap upaya untuk menciptakan "bencana buatan manusia di bagian benua Eropa" akan ditanggapi dengan "tindakan balasan militer dan teknis militer yang keras."
(ahm)