China Singkirkan Pejabat Uighur yang Dinilai Bermuka Dua
loading...
A
A
A
Sebagian besar dasar akademis untuk mengungkap “kamp pendidikan ulang” di Xinjiang berasal dari karya Adrian Zenz, sarjana Austria. Namun, sebuah artikel tahun 2017 oleh Darren Byler, seorang antropolog yang melaporkan pidato seorang pejabat CCP tentang Xinjiang juga penting, karena menginspirasi film “All Static & Noise”.
Artikel Byler melaporkan bahwa pejabat CCP mengumpulkan ribuan mahasiswa dan fakultas di gimnasium Universitas Xinjiang untuk “menjelaskan” versi mereka tentang “Perang Global Melawan Teror”. Dalam pemaparan ini, mereka menggambarkan Uighur dan etnis minoritas lainnya di Xinjiang sebagai “teroris” yang bersalah atas “separatisme”.
Pada acara tersebut, Sekretaris Partai Universitas Xinjiang, merujuk pada Uighur, menyatakan bahwa “semua gangguan dan kebisingan harus dihilangkan”. Ini adalah sumber judul film dokumenter David Novack.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah FilmInk, Novack berkata: "Tujuan film ini adalah untuk mengambil alih kembali bahasa ini, untuk memperkeras suara perlawanan dan menginspirasi massa untuk menantang kebencian yang ada di balik pidato yang berkobar ini."
Film Novack tersebut dilarang beredar di China. Bayangkan betapa paranoidnya China karena mereka melarang film dokumenter tersebut, bahkan sebelum versi finalnya dirilis ke publik.
Novack juga dibayangi dan dibuntuti oleh polisi dan intelijen China, ke mana pun dia pergi untuk mendokumentasikan kisahnya. Dia menambahkan bahwa timnya menghadapi kendala dalam mendistribusikan film tersebut, dengan mengatakan: "Saya tidak mungkin menjual film ini ke Netflix karena platform streaming OTT tersebut menyiarkan atau streaming di China.”
Sifat negara China yang sangat invasif terbukti jelas di Xinjiang, tempat para penguasa terus menggunakan alat yang dimilikinya untuk menganiaya orang-orang Uighur. Hal ini membuat semakin sulit untuk mendeteksi dan melaporkan penganiayaan terhadap orang Uighur.
CCP ingin menghapus identitas dan budaya orang Uighur dan dengan tujuan inilah mereka melakukan kampanye pendidikan ulang.
Dengan masih berkuasanya Xi Jinping, tampaknya Xinjiang akan memberikan rasionalisasi untuk mendeklarasikan kondisi “normal baru” dalam penanganan etnis minoritas di China. Itu tampaknya menjadi tujuan dari upaya terbaru China untuk membersihkan pejabat Uighur.
Artikel Byler melaporkan bahwa pejabat CCP mengumpulkan ribuan mahasiswa dan fakultas di gimnasium Universitas Xinjiang untuk “menjelaskan” versi mereka tentang “Perang Global Melawan Teror”. Dalam pemaparan ini, mereka menggambarkan Uighur dan etnis minoritas lainnya di Xinjiang sebagai “teroris” yang bersalah atas “separatisme”.
Film Dokumenter Uighur
Pada acara tersebut, Sekretaris Partai Universitas Xinjiang, merujuk pada Uighur, menyatakan bahwa “semua gangguan dan kebisingan harus dihilangkan”. Ini adalah sumber judul film dokumenter David Novack.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah FilmInk, Novack berkata: "Tujuan film ini adalah untuk mengambil alih kembali bahasa ini, untuk memperkeras suara perlawanan dan menginspirasi massa untuk menantang kebencian yang ada di balik pidato yang berkobar ini."
Film Novack tersebut dilarang beredar di China. Bayangkan betapa paranoidnya China karena mereka melarang film dokumenter tersebut, bahkan sebelum versi finalnya dirilis ke publik.
Novack juga dibayangi dan dibuntuti oleh polisi dan intelijen China, ke mana pun dia pergi untuk mendokumentasikan kisahnya. Dia menambahkan bahwa timnya menghadapi kendala dalam mendistribusikan film tersebut, dengan mengatakan: "Saya tidak mungkin menjual film ini ke Netflix karena platform streaming OTT tersebut menyiarkan atau streaming di China.”
Sifat negara China yang sangat invasif terbukti jelas di Xinjiang, tempat para penguasa terus menggunakan alat yang dimilikinya untuk menganiaya orang-orang Uighur. Hal ini membuat semakin sulit untuk mendeteksi dan melaporkan penganiayaan terhadap orang Uighur.
CCP ingin menghapus identitas dan budaya orang Uighur dan dengan tujuan inilah mereka melakukan kampanye pendidikan ulang.
Dengan masih berkuasanya Xi Jinping, tampaknya Xinjiang akan memberikan rasionalisasi untuk mendeklarasikan kondisi “normal baru” dalam penanganan etnis minoritas di China. Itu tampaknya menjadi tujuan dari upaya terbaru China untuk membersihkan pejabat Uighur.
(mas)