Hamas: Pengakuan Menhan bahwa Netanyahu Halangi Gencatan Senjata Ungkap Kebohongan Israel

Selasa, 13 Agustus 2024 - 17:45 WIB
loading...
Hamas: Pengakuan Menhan...
Demonstran yang membawa spanduk dan foto sandera memblokir Jalan Raya Ayalon untuk menuntut kesepakatan pertukaran sandera dan pemecatan pemerintah yang dipimpin Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Israel pada 27 Juni 2024. Foto/Matan Golan/Anadolu Agency
A A A
JALUR GAZA - Pengakuan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu adalah orang yang menciptakan hambatan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza menegaskan "kebohongan dan kekerasan hatinya".

Pernyataan itu diungkap kelompok perlawanan Palestina Hamas pada Senin (12/8/2024).

Anggota biro politik Hamas Izzat Al-Rishq mengatakan, “Apa yang dikatakan Gallant menegaskan apa yang selalu kami katakan: bahwa Netanyahu berbohong kepada dunia dan keluarga para tahanan (Israel yang ditahan di Gaza)."

Dia menambahkan, “Netanyahu tidak ingin mencapai kesepakatan dan yang dia pedulikan hanyalah kelanjutan dan perluasan perang."

Al-Rishq mencatat, fleksibilitas dan respons positif Hamas terhadap usulan gencatan senjata, termasuk seruan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk gencatan senjata pada bulan Mei, "berbenturan dengan keteguhan hati Netanyahu dan penghindarannya terhadap kewajiban mencapai kesepakatan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan."

Dia mendesak masyarakat internasional untuk "memberikan tekanan kepada Netanyahu dan pemerintahannya untuk menghentikan agresi dan perang genosida serta mencapai kesepakatan pertukaran."

Analis telah lama memperingatkan, Netanyahu telah menolak menyetujui kesepakatan dengan perlawanan Palestina untuk pertukaran tahanan dan gencatan senjata karena berakhirnya perang di Gaza akan berarti berakhirnya karier politiknya.

Netanyahu menghadapi tuduhan penipuan, penyuapan, dan pelanggaran kepercayaan dalam tiga kasus yang diajukan pada tahun 2019.

Dia dapat dijatuhi hukuman hingga 10 tahun penjara dan/atau denda jika terbukti bersalah dalam kasus penyuapan.

Sebelumnya pada Senin, Netanyahu dan Gallant saling serang atas perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, dengan Gallant menuduh Netanyahu menghalangi kesepakatan pertukaran tahanan dengan Palestina.

Pekan lalu, mediator Mesir, Qatar, dan AS mendesak Israel dan Hamas untuk menyelesaikan rincian gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera tanpa penundaan atau alasan lebih lanjut.

Sementara Israel mengatakan akan mengirim delegasi ke perundingan tersebut, Hamas menuntut agar mediator menyampaikan rencana untuk melaksanakan usulan gencatan senjata yang didukung Biden yang telah disetujui pada 2 Juli.

Netanyahu sebelumnya mengatakan kesepakatan apa pun harus mengizinkan Israel untuk terus mengebom Gaza.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1038 seconds (0.1#10.140)