China Tes Kemampuan Serang di Laut China Selatan, Tandingi AS-Filipina
loading...
A
A
A
Selain China dan Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei mengeklaim sebagian wilayahnya. Jalur air tersebut dilalui oleh lalu lintas komersial dalam jumlah besar dan berfungsi sebagai jalur utama perdagangan luar negeri negara-negara Asia Selatan.
Ketegangan di kawasan tersebut semakin diperburuk oleh aktivitas AS dan sekutunya, yang secara rutin mengirimkan apa yang disebut misi "kebebasan navigasi" melalui wilayah yang diklaim Beijing sebagai zona ekonomi eksklusifnya.
Minggu lalu, Filipina dan Jepang melakukan latihan maritim gabungan pertama mereka di Laut China Selatan.
China telah berulang kali memperingatkan Filipina agar tidak memperkuat kerja sama militer dengan AS, dengan mengatakan hal itu akan digunakan untuk melayani agenda geopolitik Washington yang merugikan keamanan Manila sendiri.
Hubungan antara kedua negara Asia tersebut memburuk sejak Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, yang menjabat pada tahun 2022, mengizinkan pasukan dan senjata Amerika mengakses empat pangkalan militer Filipina tambahan. Beberapa pangkalan tersebut terletak di dekat perairan yang disengketakan.
Kedutaan Besar China di Manila mengatakan Washington telah "menimbulkan masalah" di Laut China Selatan, yang merusak upaya China dan negara-negara tetangganya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di perairan yang disengketakan.
Lihat Juga: 3 Senjata China yang Lebih Canggih Daripada Senjata Amerika Serikat, Ada Laser hingga Drone
Ketegangan di kawasan tersebut semakin diperburuk oleh aktivitas AS dan sekutunya, yang secara rutin mengirimkan apa yang disebut misi "kebebasan navigasi" melalui wilayah yang diklaim Beijing sebagai zona ekonomi eksklusifnya.
Minggu lalu, Filipina dan Jepang melakukan latihan maritim gabungan pertama mereka di Laut China Selatan.
China telah berulang kali memperingatkan Filipina agar tidak memperkuat kerja sama militer dengan AS, dengan mengatakan hal itu akan digunakan untuk melayani agenda geopolitik Washington yang merugikan keamanan Manila sendiri.
Hubungan antara kedua negara Asia tersebut memburuk sejak Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, yang menjabat pada tahun 2022, mengizinkan pasukan dan senjata Amerika mengakses empat pangkalan militer Filipina tambahan. Beberapa pangkalan tersebut terletak di dekat perairan yang disengketakan.
Kedutaan Besar China di Manila mengatakan Washington telah "menimbulkan masalah" di Laut China Selatan, yang merusak upaya China dan negara-negara tetangganya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di perairan yang disengketakan.
Lihat Juga: 3 Senjata China yang Lebih Canggih Daripada Senjata Amerika Serikat, Ada Laser hingga Drone
(mas)