Netanyahu Dihujat saat Kunjungi Majdal Shams: Pembunuh! Hengkanglah Penjahat Perang!
loading...
A
A
A
MAJDAL SHAMS - Penduduk kota Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel menghujat dan mencoba mengusir Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat berkunjung pada Senin sore.
Majdal Shams adalah kota etnis Druze yang dilanda serangan pada Sabtu sore dengan korban tewas 12 remaja dan anak-anak.
Serangan itu terjadi lapangan sepak bola. Militer Zionis Israel menuduh roket Hizbullah Lebanon sebagai biang keladi serangan mematikan tersebut. Namun kelompok pro-Iran itu membantah terlibat serangan di wilayah Suriah yang diduduki Israel sejak 1967 itu.
Penduduk setempat terdengar berteriak: "Pembunuh! Pembunuh!", "Hengkanglah penjahat perang!" dan "Anda tidak diterima di sini!" saat Netanyahu, didampingi oleh kepala dinas intelijen Israel Shin Bet, tiba di lokasi serangan.
"Oh Anda Zionis, keluarlah dari tanah Arab yang bebas," teriak salah satu warga.
Para warga Majdal Shams juga membawa plakat bertuliskan "Penjahat perang" dan "Hentikan pembunuhan anak-anak" saat Netanyahu muncul.
Netanyahu bukan satu-satunya pejabat yang merasakan kemarahan warga Majdal Shams.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dicemooh dan dicoba diusir oleh para pelayat saat dia mencoba menghadiri upacara pemakaman.
"Anda pembunuh, keluarlah dari sini!" teriak warga setempat.
"Dia seharusnya tidak datang ke sini sama sekali", teriak warga lainnya.
"Dia datang untuk menari di atas darah anak-anak kita."
Netanyahu, yang mengabaikan protes warga Majdal Shams, bersumpah Israel akan memberikan "respons keras" terhadap tembakan roket yang menewaskan 12 anak.
"Anak-anak ini adalah anak-anak kita...Negara Israel tidak akan, dan tidak bisa, membiarkan ini berlalu. Respons kami akan datang dan akan sangat keras," kata Netanyahu di lokasi serangan, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, seperti dikutip New Arab, Selasa (30/7/2024).
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan Israel bertanggung jawab atas serangan di Majdal Shams.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, kementerian tersebut mengatakan: "Sebagai bagian dari upayanya untuk meningkatkan situasi di wilayah kami dan memperluas lingkaran agresinya terhadap wilayah tersebut, entitas pendudukan Israel melakukan kejahatan keji kemarin di kota Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan Suriah, yang diduduki sejak tahun 1967, dan kemudian menyalahkan Perlawanan Nasional Lebanon atas kejahatannya."
"Rakyat kami di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki, yang telah menolak selama beberapa dekade pendudukan Israel untuk melepaskan identitas Arab Suriah mereka, tidak akan tertipu oleh kebohongan dan tuduhan palsu pendudukan terhadap perlawanan nasional Lebanon," imbuh kementerian tersebut.
Setidaknya 24 orang dari wilayah yang dianeksasi Israel telah tewas sejak itu, dengan lebih dari 100 warga sipil Lebanon tewas, bersama dengan lebih dari 300 milisi Hizbullah.
Di Israel, 10 warga sipil, seorang pekerja pertanian asing, dan 20 tentara tewas.
Ribuan pelayat berkumpul di kota yang mayoritas penduduknya Druze untuk memakamkan anak-anak muda tersebut pada hari Minggu dan Senin.
Pria-pria berpakaian hitam dan mengenakan topi putih dengan hiasan merah membawa peti mati yang ditutupi kain putih, anak laki-laki secara simbolis membawa bola di atas kepala mereka, dan wanita-wanita menangis sambil memeluk anak-anak.
"Sudah cukup. Kami berharap perang akan berakhir. Cukup sudah tragedi dan pertumpahan darah ini," kata seorang wanita kepada AFP.
Majdal Shams adalah kota etnis Druze yang dilanda serangan pada Sabtu sore dengan korban tewas 12 remaja dan anak-anak.
Serangan itu terjadi lapangan sepak bola. Militer Zionis Israel menuduh roket Hizbullah Lebanon sebagai biang keladi serangan mematikan tersebut. Namun kelompok pro-Iran itu membantah terlibat serangan di wilayah Suriah yang diduduki Israel sejak 1967 itu.
Penduduk setempat terdengar berteriak: "Pembunuh! Pembunuh!", "Hengkanglah penjahat perang!" dan "Anda tidak diterima di sini!" saat Netanyahu, didampingi oleh kepala dinas intelijen Israel Shin Bet, tiba di lokasi serangan.
"Oh Anda Zionis, keluarlah dari tanah Arab yang bebas," teriak salah satu warga.
Baca Juga
Para warga Majdal Shams juga membawa plakat bertuliskan "Penjahat perang" dan "Hentikan pembunuhan anak-anak" saat Netanyahu muncul.
Netanyahu bukan satu-satunya pejabat yang merasakan kemarahan warga Majdal Shams.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dicemooh dan dicoba diusir oleh para pelayat saat dia mencoba menghadiri upacara pemakaman.
"Anda pembunuh, keluarlah dari sini!" teriak warga setempat.
"Dia seharusnya tidak datang ke sini sama sekali", teriak warga lainnya.
"Dia datang untuk menari di atas darah anak-anak kita."
Netanyahu, yang mengabaikan protes warga Majdal Shams, bersumpah Israel akan memberikan "respons keras" terhadap tembakan roket yang menewaskan 12 anak.
"Anak-anak ini adalah anak-anak kita...Negara Israel tidak akan, dan tidak bisa, membiarkan ini berlalu. Respons kami akan datang dan akan sangat keras," kata Netanyahu di lokasi serangan, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, seperti dikutip New Arab, Selasa (30/7/2024).
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan Israel bertanggung jawab atas serangan di Majdal Shams.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, kementerian tersebut mengatakan: "Sebagai bagian dari upayanya untuk meningkatkan situasi di wilayah kami dan memperluas lingkaran agresinya terhadap wilayah tersebut, entitas pendudukan Israel melakukan kejahatan keji kemarin di kota Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan Suriah, yang diduduki sejak tahun 1967, dan kemudian menyalahkan Perlawanan Nasional Lebanon atas kejahatannya."
"Rakyat kami di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki, yang telah menolak selama beberapa dekade pendudukan Israel untuk melepaskan identitas Arab Suriah mereka, tidak akan tertipu oleh kebohongan dan tuduhan palsu pendudukan terhadap perlawanan nasional Lebanon," imbuh kementerian tersebut.
Setidaknya 24 orang dari wilayah yang dianeksasi Israel telah tewas sejak itu, dengan lebih dari 100 warga sipil Lebanon tewas, bersama dengan lebih dari 300 milisi Hizbullah.
Di Israel, 10 warga sipil, seorang pekerja pertanian asing, dan 20 tentara tewas.
Ribuan pelayat berkumpul di kota yang mayoritas penduduknya Druze untuk memakamkan anak-anak muda tersebut pada hari Minggu dan Senin.
Pria-pria berpakaian hitam dan mengenakan topi putih dengan hiasan merah membawa peti mati yang ditutupi kain putih, anak laki-laki secara simbolis membawa bola di atas kepala mereka, dan wanita-wanita menangis sambil memeluk anak-anak.
"Sudah cukup. Kami berharap perang akan berakhir. Cukup sudah tragedi dan pertumpahan darah ini," kata seorang wanita kepada AFP.
(mas)