Hizbullah Sangkal Serangan di Dataran Tinggi Golan, Lebanon Desak Penyelidikan Internasional
loading...
A
A
A
BEIRUT - Lebanon menyerukan penyelidikan internasional atas serangan mematikan yang menewaskan 12 orang, termasuk anak-anak, di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Insiden tersebut, yang terjadi di kota Druze, Majdal Shams, pada Sabtu, telah meningkatkan ketegangan yang sudah ada sebelumnya, dengan negara penjajah tersebut menyalahkan gerakan perlawanan Hizbullah.
Militer Israel telah mengklaim roket buatan Iran yang ditembakkan Hizbullah menghantam lapangan sepak bola, menewaskan anak-anak dan remaja.
Namun, Hizbullah telah membantah keterlibatan tersebut, bersikeras pihaknya hanya menargetkan posisi militer.
Dalam pernyataan di X, Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib menyerukan "penyelidikan internasional atau pertemuan komite tripartit yang diadakan melalui UNIFIL untuk mengetahui kebenaran" tentang siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut, AFP melaporkan.
Bou Habib juga memperingatkan terhadap pembalasan besar-besaran Israel, yang menunjukkan hal itu dapat menyebabkan perang regional.
Dia menyerukan penerapan penuh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang mengamanatkan tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB sebagai satu-satunya angkatan bersenjata di Lebanon selatan.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, bersumpah "menyerang musuh dengan keras" setelah serangan itu.
Adapun Iran memperingatkan setiap tindakan militer Israel baru di Lebanon dapat menimbulkan "konsekuensi yang tidak terduga."
Pemerintahan Biden juga menyatakan kekhawatiran insiden itu dapat meningkat menjadi perang skala penuh antara Israel dan Hizbullah.
Hizbullah telah mempertahankan penyangkalannya atas keterlibatannya, dengan mengklaim insiden itu disebabkan rudal pencegat Israel yang menghantam lapangan sepak bola.
Koresponden BBC Nafiseh Kohnavard mencatat meskipun Israel menuduh Hizbullah, kelompok itu secara historis telah menargetkan sasaran militer.
Insiden tersebut, yang terjadi di kota Druze, Majdal Shams, pada Sabtu, telah meningkatkan ketegangan yang sudah ada sebelumnya, dengan negara penjajah tersebut menyalahkan gerakan perlawanan Hizbullah.
Militer Israel telah mengklaim roket buatan Iran yang ditembakkan Hizbullah menghantam lapangan sepak bola, menewaskan anak-anak dan remaja.
Namun, Hizbullah telah membantah keterlibatan tersebut, bersikeras pihaknya hanya menargetkan posisi militer.
Dalam pernyataan di X, Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib menyerukan "penyelidikan internasional atau pertemuan komite tripartit yang diadakan melalui UNIFIL untuk mengetahui kebenaran" tentang siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut, AFP melaporkan.
Bou Habib juga memperingatkan terhadap pembalasan besar-besaran Israel, yang menunjukkan hal itu dapat menyebabkan perang regional.
Dia menyerukan penerapan penuh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang mengamanatkan tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB sebagai satu-satunya angkatan bersenjata di Lebanon selatan.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, bersumpah "menyerang musuh dengan keras" setelah serangan itu.
Adapun Iran memperingatkan setiap tindakan militer Israel baru di Lebanon dapat menimbulkan "konsekuensi yang tidak terduga."
Pemerintahan Biden juga menyatakan kekhawatiran insiden itu dapat meningkat menjadi perang skala penuh antara Israel dan Hizbullah.
Hizbullah telah mempertahankan penyangkalannya atas keterlibatannya, dengan mengklaim insiden itu disebabkan rudal pencegat Israel yang menghantam lapangan sepak bola.
Koresponden BBC Nafiseh Kohnavard mencatat meskipun Israel menuduh Hizbullah, kelompok itu secara historis telah menargetkan sasaran militer.
(sya)