Akankah Serangan ke Dataran Tinggi Golan Memicu Perang Besar?
loading...
A
A
A
GAZA - Kekhawatiran tentang perang regional habis-habisan kembali meningkat setelah sebuah rudal jatuh di lapangan sepak bola di komunitas Druze di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel , menewaskan 12 anak-anak dan kaum muda serta melukai 30 lainnya.
Hizbullah dengan tegas membantah bertanggung jawab, tetapi Israel menyalahkan kelompok Lebanon atas serangan mematikan itu.
Pada hari Minggu, Israel mengatakan telah menargetkan beberapa lokasi Hizbullah di seluruh Lebanon, karena dikatakan kelompok bersenjata itu telah melewati "garis merah" dan akan "membayar harga yang mahal" yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak dimulainya pertempuran perbatasan yang mematikan pada tanggal 8 Oktober.
Foto/EPA
Melansir Al Jazeera, militer Israel mengklaim telah menemukan bukti di tempat kejadian yang menunjukkan roket Falaq-1 buatan Iran jatuh di lapangan sepak bola. Dikatakan seorang komandan Hizbullah mengarahkan serangan dari lokasi peluncuran di Shebaa di Lebanon selatan.
Hizbullah dengan cepat mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka "dengan tegas menyangkal" berada di balik serangan itu.
Kelompok tersebut secara sistematis mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap posisi Israel setiap hari, dan melaporkan telah melancarkan 12 serangan pada hari Sabtu. Kelompok tersebut juga telah mengklaim ratusan serangan menggunakan roket Falaq dan Katyusha sejak dimulainya perang, beberapa di antaranya menargetkan markas militer di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Situs web berita Axios yang berbasis di AS mengutip seorang pejabat Amerika Serikat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa pejabat Hizbullah telah memberi tahu Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa yang menghantam lapangan sepak bola adalah proyektil pencegat antiroket Israel.
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan ada "setiap indikasi" bahwa Hizbullah berada di balik serangan roket tersebut.
Foto/EPA
Militer Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Lebanon dalam semalam, tetapi itu adalah serangan rutin yang telah menjadi fenomena harian selama berbulan-bulan.
Keputusan tentang cara menanggapi insiden Majdal Shams akan diambil pada hari Minggu nanti, saat kabinet keamanan Israel bersidang. Hukum Israel mengamanatkan bahwa setiap keputusan tentang tindakan militer yang dapat menyebabkan perang harus diadopsi secara multilateral dalam kabinet.
Hizbullah dengan tegas membantah bertanggung jawab, tetapi Israel menyalahkan kelompok Lebanon atas serangan mematikan itu.
Pada hari Minggu, Israel mengatakan telah menargetkan beberapa lokasi Hizbullah di seluruh Lebanon, karena dikatakan kelompok bersenjata itu telah melewati "garis merah" dan akan "membayar harga yang mahal" yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak dimulainya pertempuran perbatasan yang mematikan pada tanggal 8 Oktober.
Akankah Serangan ke Dataran Tinggi Golan Memicu Perang Besar?
1. Saling Menyalahkan tentang Siapa yang Bertanggungjawab
Foto/EPA
Melansir Al Jazeera, militer Israel mengklaim telah menemukan bukti di tempat kejadian yang menunjukkan roket Falaq-1 buatan Iran jatuh di lapangan sepak bola. Dikatakan seorang komandan Hizbullah mengarahkan serangan dari lokasi peluncuran di Shebaa di Lebanon selatan.
Hizbullah dengan cepat mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka "dengan tegas menyangkal" berada di balik serangan itu.
Kelompok tersebut secara sistematis mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap posisi Israel setiap hari, dan melaporkan telah melancarkan 12 serangan pada hari Sabtu. Kelompok tersebut juga telah mengklaim ratusan serangan menggunakan roket Falaq dan Katyusha sejak dimulainya perang, beberapa di antaranya menargetkan markas militer di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Situs web berita Axios yang berbasis di AS mengutip seorang pejabat Amerika Serikat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa pejabat Hizbullah telah memberi tahu Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa yang menghantam lapangan sepak bola adalah proyektil pencegat antiroket Israel.
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan ada "setiap indikasi" bahwa Hizbullah berada di balik serangan roket tersebut.
2. Bisa Dianggap Sebagai Suatu Kecelakaan
Foto/EPA
Militer Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Lebanon dalam semalam, tetapi itu adalah serangan rutin yang telah menjadi fenomena harian selama berbulan-bulan.
Keputusan tentang cara menanggapi insiden Majdal Shams akan diambil pada hari Minggu nanti, saat kabinet keamanan Israel bersidang. Hukum Israel mengamanatkan bahwa setiap keputusan tentang tindakan militer yang dapat menyebabkan perang harus diadopsi secara multilateral dalam kabinet.