Waswas Perang dengan Rusia Pecah, 500.000 Tentara NATO Siaga Tinggi

Selasa, 23 Juli 2024 - 13:39 WIB
loading...
A A A
Respons awal sekutu-sekutu NATO terhadap aneksasi Crimea dan pendudukan sebagian wilayah Donbas oleh Rusia dikritik di Kyiv dan di tempat lain karena dianggap ragu-ragu dan tidak memadai.

Invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina pada Februari 2022 dan perang gesekan yang terjadi setelahnya memperlihatkan keterbatasan NATO, di mana aliansi tersebut—khususnya anggota non-AS—berjuang untuk memenuhi kebutuhan militer Ukraina.

Kurangnya sistem pertahanan udara dan peluru artileri telah menjadi kelemahan blok Barat, dan juga bagi Ukraina, yang kini bergantung pada pendukung asing.

KTT NATO bulan ini di Washington, D.C., memperlihatkan 32 negara sekutu kembali berkomitmen untuk memperluas bantuan ke Ukraina dan memperkuat kesiapan militer mereka sendiri.

Namun pemilihan umum yang sangat penting di Eropa dan Amerika tahun ini mengancam akan menggagalkan—atau setidaknya memperlambat—aksi kolektif, karena sekutu-sekutu tersebut sangat khawatir terhadap prospek penerapan kedua transaksionalisme kebijakan luar negeri “America First” yang diusung mantan Presiden Donald Trump.

Mulai bulan Oktober, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte akan memimpin aliansi tersebut, menggantikan Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg, yang telah menjabat sejak tahun 2014.
(mas)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2210 seconds (0.1#10.140)