Iran Tegaskan Program Misilnya Tidak untuk Dinegosiasikan

Rabu, 17 Juli 2019 - 06:11 WIB
Iran Tegaskan Program Misilnya Tidak untuk Dinegosiasikan
Iran Tegaskan Program Misilnya Tidak untuk Dinegosiasikan
A A A
NEW YORK - Iran membantah bahwa pihaknya bersedia bernegosiasi terkait program rudal balistiknya. Pernyataan ini bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh diplomat utama Amerika Serikat (AS). Bantahan ini sekaligus melemahkan pernyataan Presiden Donald Trump bahwa Washington telah membuat kemajuan dalam perselisihannya dengan Teheran.

"Rudal Iran benar-benar dan dalam kondisi apa pun tidak dapat dinegosiasikan dengan siapa pun atau negara mana pun, titik," kata juru bicara misi diplomatik Iran untuk PBB di Twitter seperti dilansir dari Reuters, Rabu (17/7/2019).

Iran telah berulang kali mengesampingkan negosiasi berdasarkan sanksi dari Washington. Sudah lama dikatakan program rudal balistiknya bersifat defensif dan tidak bisa dinegosiasikan.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Iran telah mengisyaratkan siap untuk bernegosiasi tentang rudal balistiknya selama pertemuan Kabinet di Gedung Putih.

"Rezim Iran sedang berjuang untuk mencari tahu apa yang akan mereka lakukan dengan ekonomi mereka karena kami sangat efektif," ucap Pompeo.

"Dan hasilnya adalah terus terang saya pikir itu kemarin, mungkin sehari sebelumnya, untuk pertama kalinya Iran mengatakan bahwa mereka siap untuk bernegosiasi tentang program rudal mereka," imbuhnya.

"Jadi kami akan memiliki kesempatan ini, saya harap, jika kami terus menjalankan strategi kami dengan tepat, kami akan memiliki kesempatan ini untuk menegosiasikan kesepakatan yang sebenarnya akan mencegah Iran dari mendapatkan senjata nuklir," tukasnya.

Ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir internasional. Sejak itu, AS menjatuhkan sanksi agar Iran bersedia untuk menegosiasikan program rudal balistik dan menghentikan pengaruhnya di Timur Tengah.

Tidak sampai disitu, AS juga mengirimkan ribuan pasukan tambahan, kelompok tempur kapal induk, skuadron pembom B-52 dan menyebarkan rudal Patriot di Timur Tengah. AS beralasan hal itu dilakukan untuk mencegah serangan dari Iran terhadap aset-aset dan sekutunya.

Ketakutan akan konflik langsung AS-Iran telah meningkat sejak Mei dengan beberapa serangan terhadap kapal tanker minyak di Teluk, Iran menjatuhkan drone pengawasan AS, dan rencana serangan udara AS terhadap Iran bulan lalu yang dibatalkan Trump pada menit terakhir.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3256 seconds (0.1#10.140)