Erdogan: Turki Gunakan Sistem Rudal S-400 Rusia jika Diserang

Kamis, 11 Juli 2019 - 04:54 WIB
Erdogan: Turki Gunakan Sistem Rudal S-400 Rusia jika Diserang
Erdogan: Turki Gunakan Sistem Rudal S-400 Rusia jika Diserang
A A A
ANKARA - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki akan menggunakan sistem rudal S-400 buatan Rusia jika negaranya diserang. Moskow sedang dalam proses pengiriman senjata pertahanan canggih itu ke Ankara.

"Beberapa orang bertanya mengapa kita membeli (sistem S-400) dan melakukan investasi seperti itu. Jika diperlukan, kami akan memiliki hak untuk menggunakannya," kata Erdogan kepada wartawan ketika dalam perjalanan pulang dari Bosnia dan Herzegovina.

"Jika seseorang menyerang kami, kami akan menggunakan sistem pertahanan udara ini. Inilah sebabnya kami melakukan investasi seperti itu," imbuh dia, seperti dikutip dari surat kabar Hurriyet, Kamis (11/7/2019).

Erdogan menegaskan kembali rencana Ankara dan Moskow mengenai produksi bersama sistem S-400. "Adapun produksi bersama, kami tidak memiliki masalah dengan Rusia. Pada awal pembicaraan kami dengan Presiden (Vladimir) Putin, kami mencapai kesepakatan tentang itu. Saya berharap bahwa kami akan meluncurkan produksi bersama, tidak ada masalah saat ini. Namun, mereka yang ingin kita mengabaikan pembelian S-400, terus membuat spekulasi," ujarnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Presiden Rusia Dmitry Peskov mengatakan bahwa kontrak untuk pengiriman sistem S-400 ke Turki juga disertai dengan transfer teknologi secara parsial.

Berita pembicaraan Rusia-Turki tentang pembelian sistem rudal S-400 pertama kali muncul pada November 2016. Pada September 2017, Erdogan mengumumkan bahwa Ankara telah menandatangani kontrak dengan Moskow soal pembelian senjata pertahanan tersebut dan telah melakukan pembayaran di muka.

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan Ankara akan memulai penyebaran sistem rudal itu pada Oktober 2019. CEO perusahaan teknologi Rostec Rusia, Sergei Chemezov, mengatakan pada Desember 2017 bahwa kesepakatan itu bernilai USD2,5 miliar.

Amerika Serikat—yang sejak awal menentang langkah Turki membeli senjata Rusia—terus berupaya menghentikan Ankara untuk membeli sistem pertahanan buatan Moskow tersebut. Washington juga secara perlahan mengusir Ankara dari program pesawat jet tempur siluman F-35.

S-400 Triumf—oleh NATO dinamai SA-21 Growler—adalah sistem rudal anti-pesawat jarak jauh paling canggih yang mulai beroperasi pada tahun 2007. S-400 Triumf dirancang untuk menghancurkan pesawat, rudal jelajah dan rudal balistik. Sistem itu dapat menghantam target pada jarak 400 km dan pada ketinggian hingga 35 km.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3500 seconds (0.1#10.140)