Iran Siap Perkaya Uranium Lewati Batas Kesepakatan Nuklir

Minggu, 07 Juli 2019 - 03:19 WIB
Iran Siap Perkaya Uranium Lewati Batas Kesepakatan Nuklir
Iran Siap Perkaya Uranium Lewati Batas Kesepakatan Nuklir
A A A
TEHERAN - Pembantu utama pemimpin spiritual Iran mengatakan Teheran siap untuk memperkaya uranium di luar tingkat yang ditentukan oleh perjanjian nuklir 2015. Pernyataan itu dikeluarkan tepat sebelum batas waktu yang ditetapkan oleh Iran kepada negara-negera Eropa peserta perjanjian nuklir 2015 untuk menawarkan persyaratan baru untuk perjanjian tersebut.

"Amerika secara langsung dan Eropa secara tidak langsung melanggar kesepakatan," kata Ali Akbar Velayati dalam sebuah pesan video seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (7/7/2019).

Pernyataan Velayati adalah bagian dari nada keras Teheran terhadap Eropa. Pihak-pihak Eropa yang ada dalam perjanjian nuklir 2015 belum menawarkan cara bagi Iran untuk menghindari sanksi ekonomi besar-besaran yang dijatuhkan oleh Donald Trump sejak ia menarik AS dari perjanjian itu setahun yang lalu, terutama yang menargetkan penjualan minyak krusialnya.

Dalam video tersebut, yang dimua di situs web pemimpin spiritual tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Velayati mengatakan bahwa peningkatan pengayaan yang lebih dekat ke tingkat senjata telah disepakati dengan suara bulat oleh setiap komponen.

“Kami akan menunjukkan reaksi secara eksponensial sebanyak mereka melanggarnya. Kami mengurangi komitmen kami sebanyak yang mengurangi itu,” ucap Velayati, penasihat Khamenei untuk urusan internasional.

"Jika mereka kembali untuk memenuhi komitmen mereka, kami juga akan melakukannya," imbuhnya.

Di bawah kesepakatan perjanjian nuklir 2015, Iran setuju untuk memperkaya uranium tidak lebih dari 3,67%, yang cukup untuk program damai tetapi jauh di bawah level senjata-tingkat 90%. Iran membantah mencari senjata nuklir, tetapi kesepakatan nuklir berusaha mencegah hal itu sebagai kemungkinan dengan membatasi pengayaan dan persediaan uranium Iran menjadi 300kg (661 pound).

Masih belum jelas sampai tingkat apa Iran akan memilih untuk meningkatkan pengayaan uraniumnya. Namun, dalam sambutannya Velayati mengacu pada pengayaan 5%.

"Untuk reaktor nuklir Bushehr, kami membutuhkan 5% pengayaan dan itu adalah tujuan yang sepenuhnya damai," katanya.

Bushehr, satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir Iran, sekarang menggunakan bahan bakar impor dari Rusia yang dipantau secara ketat oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB.

Iran berhenti memproduksi uranium yang diperkaya di atas 5% pada Januari 2014 di tengah negosiasi untuk kesepakatan nuklir.

Di luar Bushehr, uranium yang diperkaya lebih tinggi dapat digunakan untuk kapal laut dan kapal selam, sesuatu yang Iran ingin kejar. Kepala nuklir Iran, Ali Akbar Salehi, mengatakan pada 2016 bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir untuk kapal angkatan laut membutuhkan uranium yang diperkaya setidaknya 5%.

AS mengatakan duta besarnya untuk organisasi internasional di Wina, Jackie Wolcott, telah meminta pertemuan khusus IAEA untuk membahas laporan terbaru, mengenai laporan program nuklir rezim Iran. Pertemuan itu direncanakan untuk hari Rabu.

Misi diplomatik Iran ke Wina, basis IAEA, menyebut langkah AS "ironi yang menyedihkan" karena Amerika secara sepihak menarik diri dari kesepakatan itu setahun lalu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4297 seconds (0.1#10.140)