Rouhani: Jika Mau, Iran Bisa Memperkaya Uranium Hingga 90 Persen
loading...
A
A
A
TEHERAN - Presiden Hassan Rouhani mengatakan pengayaan uranium tingkat senjata nuklir berada dalam jangkauan Iran , tetapi Iran memilih untuk tetap berpegang teguh pada tingkat kemurnian yang lebih rendah karena tidak ingin membuat bom.
Hal itu diungkapkan Rouhani ketika pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 terus berlanjut. Rouhani mencoba menepis kekhawatiran Amerika Serikat (AS) dan Eropa tentang Iran yang bergerak menuju uranium tingkat senjata.
Iran minggu ini mengumumkan akan mulai memperkaya uranium hingga kemurnian 60% setelah melaporkan dugaan sabotase Israel di fasilitas nuklir Natanz .
Rouhanijuga mengatakan Teheran akan melanjutkan komitmen di bawah kesepakatan, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), begitu pihak-pihak penandatangan Barat menjunjung tinggi sisi tawar-menawar.
“Kami bisa melakukan (pengayaan) 60% sebelumnya. Hari ini kita bisa melakukan pengayaan 90% kalau mau, tapi kita tidak mencari bom nuklir,” ujarnya saat peresmian proyek petrokimia.
"Setiap kali Anda kembali ke komitmen JCPOA, kami akan segera kembali ke kewajiban kami dan pengayaan kami tidak akan di atas 3,67% seperti yang diizinkan oleh JCPOA," tambahnya, menurut kantor berita Mehr, yang dinukil Russia Today, Kamis (15/4/2021).
Prancis, Inggris dan Jerman telah menyatakan "keprihatinan" atas rencana Iran untuk mencapai pengayaan 60% dan memasang 1.000 sentrifugal nuklir tambahan di Natanz.
Trio 'E3' menandatangani JCPOA pada 2015, bersama dengan Rusia, China, Iran, Uni Eropa dan AS, sebelum Presiden Donald Trump mengumumkan penarikan sepihak Amerika dari kesepakatan itu pada 2018.
Hal itu diungkapkan Rouhani ketika pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 terus berlanjut. Rouhani mencoba menepis kekhawatiran Amerika Serikat (AS) dan Eropa tentang Iran yang bergerak menuju uranium tingkat senjata.
Iran minggu ini mengumumkan akan mulai memperkaya uranium hingga kemurnian 60% setelah melaporkan dugaan sabotase Israel di fasilitas nuklir Natanz .
Rouhanijuga mengatakan Teheran akan melanjutkan komitmen di bawah kesepakatan, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), begitu pihak-pihak penandatangan Barat menjunjung tinggi sisi tawar-menawar.
“Kami bisa melakukan (pengayaan) 60% sebelumnya. Hari ini kita bisa melakukan pengayaan 90% kalau mau, tapi kita tidak mencari bom nuklir,” ujarnya saat peresmian proyek petrokimia.
"Setiap kali Anda kembali ke komitmen JCPOA, kami akan segera kembali ke kewajiban kami dan pengayaan kami tidak akan di atas 3,67% seperti yang diizinkan oleh JCPOA," tambahnya, menurut kantor berita Mehr, yang dinukil Russia Today, Kamis (15/4/2021).
Prancis, Inggris dan Jerman telah menyatakan "keprihatinan" atas rencana Iran untuk mencapai pengayaan 60% dan memasang 1.000 sentrifugal nuklir tambahan di Natanz.
Trio 'E3' menandatangani JCPOA pada 2015, bersama dengan Rusia, China, Iran, Uni Eropa dan AS, sebelum Presiden Donald Trump mengumumkan penarikan sepihak Amerika dari kesepakatan itu pada 2018.