Pisah, Penguasa Dubai dan Istrinya 'Bertempur' di Pengadilan Inggris

Selasa, 02 Juli 2019 - 08:56 WIB
Pisah, Penguasa Dubai dan Istrinya Bertempur di Pengadilan Inggris
Pisah, Penguasa Dubai dan Istrinya 'Bertempur' di Pengadilan Inggris
A A A
LONDON - Penguasa Dubai yang juga Perdana Menteri Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum terlibat "pertempuran" hukum di London, Inggris, dengan istrinya Putri Haya binti al-Hussein; putri almarhum Raja Hussein dari Yordania. Pasangan itu berpisah dan Putri Haya melarikan diri dari UEA.

Seperti diberitakan SINDOnews.com pada Minggu (30/6/2019) lalu, Putri Haya—salah satu dari enam istri PM UEA—melarikan diri ke Eropa dengan membawa uang hampir USD40 juta atau hampir Rp560 miliar bersama dua anaknya yang berusia 7 tahun dan 11 tahun. (Baca: Media AS: Istri PM UEA Kabur dengan Membawa Uang Hampir Rp560 Miliar )

Pemerintah Inggris, menurut laporan The Guardian pada Selasa (2/7/2019), disebut-sebut telah dilobi salah satu kubu yang berselisih atas kasus ini.

Sebelumnya, keluarga Kerajaan Emirat telah menjadi sorotan atas kasus Putri Latifa—putri Sheikh Mohammed—yang diduga melarikan diri dari Dubai dan kemudian ditangkap di lepas pantai India oleh pasukan komando dan secara paksa dipulangkan ke negaranya.

Pihak berwenang Emirat pada saat itu menolak tuduhan melakukan penculikan terhadap Putri Latifa.

Putri Haya dikenal dekat dengan keluarga Kerajaan Inggris. Dia memiliki rumah seharga £85 juta di dekat Istana Kensington. Tidak seperti biasanya, dia tidak pernah terlihat di Ascot pada musim panas ini meskipun menjadi pebalap kuda ternama. Dia saat ini diyakini berada di Inggris.

Dia menikah dengan miliarder Sheikh Mohammed pada 2004 dan merupakan istri keenamnya. Sang putri dididik di sekolah-sekolah swasta di Inggris dan belajar filsafat, politik dan ekonomi di Universitas Oxford. Dia telah bertugas di Komite Olimpiade Internasional dan telah menjadi duta besar untuk program pangan dunia PBB.

Lobi diduga telah diajukan kepada pemerintah Inggris melalui saluran swasta Dubai dengan tujuan memulangkan Putri Haya ke UEA. Keluarga Kerajaan UEA mengkhawatirkan keselamatan pribadi Putri Haya jika terus berada di Inggris. Namun, Kantor Luar Negeri Inggris memahami bahwa masalah ini merupakan perselisihan pribadi, bukan pemerintah.

Kedutaan UEA di London telah membantah bahwa pihaknya telah terlibat dalam setiap diskusi tentang kehadiran Putri Haya di Inggris.

"Pemerintah UEA tidak berniat mengomentari tuduhan tentang kehidupan pribadi individu. Mengenai apakah ia telah mengangkat masalah seperti itu dengan rekan-rekannya dari Jerman atau Inggris, jawabannya adalah tidak," kata kedutaan itu melalui seorang juru bicara.

Sang putri awalnya dilaporkan melarikan diri dari Dubai ke Jerman dan diduga mencari suaka di sana.

Radha Stirling, kepala eksekutif kelompok kampanye korban penahanan di Dubai, yang mengikuti peristiwa di negara Teluk itu dengan dekat, mengatakan; "Kita sudah tahu bahwa Putri Latifa, putri Sheikh Mohammed, melarikan diri dari UEA mencari suaka dan menuduh pelecehan tak terkatakan di tangan ayahnya. Sekarang, tampaknya, Putri Haya, istri Sheikh Mohammed, juga telah meninggalkan negara itu dan mencari perlindungan di Jerman."

“Jelas, ini menimbulkan pertanyaan serius tentang apa yang mendorongnya untuk melarikan diri... Bagaimanapun juga, dia adalah wanita dewasa yang bebas, dan saudara perempuan dari Raja Yordania; namun ternyata, dia merasa tidak aman," kata Stirling.

Pengacara untuk Sheikh Mohammed menolak berkomentar tentang kasus ini.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3423 seconds (0.1#10.140)