Jenderal Intelijen Militer Israel Bersiap Mundur Gara-gara Hamas, Internal IDF Bertikai
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Kepala Intelijen Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Mayor Jenderal Aharon Haliva akan mengundurkan diri dari perannya dalam beberapa minggu ke depan.
Itu sebagai imbas dari kegagalannya mencegah dan mengatasi serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 yang dikenal sebagai Operasi Badai al-Aqsa.
Persiapan pengunduran diri jenderal intelijen militer itu diungkap The Jerusalem Post, Selasa (16/7/2024), mengetahui dari sumber IDF.
Laporan media itu juga mengungkap pertikaian di antara pejabat IDF, meski militer Israel secara resmi menyangkal.
Haliva sebenarnya telah mengumumkan pengunduran dirinya pada bulan April lalu.
Pada awal Mei, Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Herzi Halevi mengumumkan penggantinya, yakni orang nomor dua di Komando Operasi IDF, Shlomi Binder.
Pada saat itu, sumber IDF mengatakan kepada The Jerusalem Post bahwa penggantian Haliva-Binder akan memakan waktu tetapi harus selesai sekitar pertengahan Juni.
Hal ini juga terjadi pada saat IDF memproyeksikan penerbitan penyelidikan pertamanya soal serangan 7 Oktober pada pertengahan Juni.
Namun, pergantian pejabat IDF memakan waktu lebih lama, begitu pula penyelidikan pada 7 Oktober, yang pada akhirnya terlambat sebulan.
Itu sebagai imbas dari kegagalannya mencegah dan mengatasi serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 yang dikenal sebagai Operasi Badai al-Aqsa.
Persiapan pengunduran diri jenderal intelijen militer itu diungkap The Jerusalem Post, Selasa (16/7/2024), mengetahui dari sumber IDF.
Laporan media itu juga mengungkap pertikaian di antara pejabat IDF, meski militer Israel secara resmi menyangkal.
Haliva sebenarnya telah mengumumkan pengunduran dirinya pada bulan April lalu.
Pada awal Mei, Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Herzi Halevi mengumumkan penggantinya, yakni orang nomor dua di Komando Operasi IDF, Shlomi Binder.
Pada saat itu, sumber IDF mengatakan kepada The Jerusalem Post bahwa penggantian Haliva-Binder akan memakan waktu tetapi harus selesai sekitar pertengahan Juni.
Hal ini juga terjadi pada saat IDF memproyeksikan penerbitan penyelidikan pertamanya soal serangan 7 Oktober pada pertengahan Juni.
Namun, pergantian pejabat IDF memakan waktu lebih lama, begitu pula penyelidikan pada 7 Oktober, yang pada akhirnya terlambat sebulan.