Detik-detik Kronologi Donald Trump Ditembak saat Kampanye Pilpres AS
loading...
A
A
A
Selain pelaku penembakan, ada satu orang lagi yang tewas, yakni seorang peserta kampanye Trump.
Polisi maupun FBI belum merinci identitas sniper yang menembak Trump, begitu juga dengan motifnya.
Seorang wanita, bernama Erin, mengatakan kepada NBC News bahwa dia berdiri di barisan depan dan melihat “darah segar” keluar dari telinga mantan presiden Trump.
"Senjata datang untuk memulai. Jelas. Jelas ke kanan, jelas ke kiri. Mereka bilang, 'angkat dia'. Jadi mereka mengangkatnya. Trump bilang, saya harus pakai sepatu dulu. Sepatunya pasti lepas. Kami tidak bisa melihatnya di bawah, tapi sepatunya pasti terlepas saat mereka menjatuhkannya ke tanah,” katanya.
"Dan ketika dia berdiri, saya melihat tetesan darah—darah merah segar. Hanya sedikit air mata. Kemudian, ketika mereka mengangkatnya dan membalikkannya, saya bisa melihat darah dari atas telinga sampai ke bawah. Itu tidak memancar tetapi tertutup. Dan kemudian dia mengangkat tinjunya, 'tetap kuat', dan mereka membawanya,” paparnya.
"Saya pikir itu kembang api," katanya. "Pop pop pop. Seperti itulah bunyinya,” imbuh Erin menggambarkan penembakan yang terjadi.
“Telinganya pasti digigit dan [tembakan] menewaskan seseorang di tribun penonton, di sebelah kiri."
"Tampaknya dia mungkin terserempet peluru itu dan dia menoleh tepat pada waktunya,”imbuh dia.
Berbicara tentang keselamatannya sendiri, Erin berkata: "Saya sama sekali tidak takut. Tak satu pun dari kami di barisan depan yang terjatuh. Tidak satu pun. Kami hanya ingin membantu presiden. Itu saja yang ingin kami lakukan."
Polisi maupun FBI belum merinci identitas sniper yang menembak Trump, begitu juga dengan motifnya.
Sepatu Trump Lepas
Seorang wanita, bernama Erin, mengatakan kepada NBC News bahwa dia berdiri di barisan depan dan melihat “darah segar” keluar dari telinga mantan presiden Trump.
"Senjata datang untuk memulai. Jelas. Jelas ke kanan, jelas ke kiri. Mereka bilang, 'angkat dia'. Jadi mereka mengangkatnya. Trump bilang, saya harus pakai sepatu dulu. Sepatunya pasti lepas. Kami tidak bisa melihatnya di bawah, tapi sepatunya pasti terlepas saat mereka menjatuhkannya ke tanah,” katanya.
"Dan ketika dia berdiri, saya melihat tetesan darah—darah merah segar. Hanya sedikit air mata. Kemudian, ketika mereka mengangkatnya dan membalikkannya, saya bisa melihat darah dari atas telinga sampai ke bawah. Itu tidak memancar tetapi tertutup. Dan kemudian dia mengangkat tinjunya, 'tetap kuat', dan mereka membawanya,” paparnya.
"Saya pikir itu kembang api," katanya. "Pop pop pop. Seperti itulah bunyinya,” imbuh Erin menggambarkan penembakan yang terjadi.
“Telinganya pasti digigit dan [tembakan] menewaskan seseorang di tribun penonton, di sebelah kiri."
"Tampaknya dia mungkin terserempet peluru itu dan dia menoleh tepat pada waktunya,”imbuh dia.
Berbicara tentang keselamatannya sendiri, Erin berkata: "Saya sama sekali tidak takut. Tak satu pun dari kami di barisan depan yang terjatuh. Tidak satu pun. Kami hanya ingin membantu presiden. Itu saja yang ingin kami lakukan."