Profil Yoon Suk Yeol, Presiden Korsel yang Ingin Diturunkan Rakyatnya

Selasa, 09 Juli 2024 - 16:30 WIB
loading...
Profil Yoon Suk Yeol,...
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Foto/REUTERS
A A A
SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol yang baru saja terpilih di 2022 kini tengah diminta untuk mundur dari jabatannya oleh mayoritas warga negara. Hal ini disebabkan oleh sejumlah kebijakan kontroversial yang dibuat pria 63 tahun tersebut.

Dilansir dari Reuters, satu petisi daring yang menyerukan agar Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dimakzulkan telah banyak ditandatangani masyarakat menurut penuturan juru bicara parlemen.

Sejak diluncurkan pada tanggal 20 Juni 2024, kini sudah lebih dari 811.000 orang telah menandatangani petisi yang diselenggarakan di situs web Majelis Nasional.

Petisi tersebut menyerukan parlemen untuk memperkenalkan rancangan undang-undang untuk memakzulkan Yoon dengan alasan bahwa ia tidak layak untuk jabatan tersebut.

Tindak korupsi, upaya perang dengan Korea Utara, menghilangkan pajak orang kaya, hingga kontroversi yang dilakukan ibu negara menjadi penyebab mengapa banyak masyarakat Korsel yang menginginkan Yoon Suk Yeol mundur.

Profil Yoon Suk Yeol


Yoon Suk Yeol lahir di Bomun-dong, Distrik Seongbuk, Seoul, pada 18 Desember 1960. Ayahnya merupakan profesor emeritus ekonomi di Universitas Yonsei dan anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Republik Korea, sementara ibunya adalah mantan Universitas Wanita Ewha.

Dalam riwayat pendidikannya, Yoon Suk Yeol pernah belajar hukum di Universitas Nasional Seoul. Setelah mengalami beberapa kegagalan dalam ujian akhir tahap kedua, ia akhirnya mampu lulus ujian advokat pada tahun 1991.

Yoon memulai karirnya di Kantor Kejaksaan Umum Daegu pada tahun 1994. Ia mengepalai Cabang Khusus dan Departemen Investigasi Pusat, yang keduanya menyelidiki kasus-kasus terkait korupsi.

Pada tahun 2002, Yoon sempat bekerja di sebagai pengacara tetapi keluar karena ia merasa tidak cocok untuk posisi tersebut.

Kemudian dia sempat bekerja untuk tim penasihat independen yang menyelesaikan insiden BBK yang terkait dengan Presiden Lee Myung-bak tahun 2008.

Perannya di bidang hukum semakin mencolok setelah pada tahun 2013, ia memimpin tim investigasi khusus yang menyelidiki keterlibatan Badan Intelijen Nasional (NIS) dalam skandal manipulasi opini publik NIS tahun 2012.

Pada tanggal 19 Mei 2017, presiden yang baru terpilih Moon Jae-in menunjuk Yoon sebagai kepala Kantor Kejaksaan Distrik Pusat Seoul karena pengalaman yang dimilikinya.

Lalu di tahun 2019, Yoon dicalonkan oleh Partai Demokrat sebagai jaksa agung. Sayangnya di 2020, Menteri Kehakiman Choo Mi-ae menskors Yoon dari jabatannya, dengan alasan dugaan pelanggaran etika, penyalahgunaan kekuasaan, dan campur tangan dalam penyelidikan rekan dan anggota keluarganya.

Setelah hukuman tersebut ditangguhkan, Yoon memberanikan diri untuk maju sebagai calon presiden potensial untuk pemilihan presiden 2022. Setelah itu, dirinya langsung mengundurkan diri dari jabatan jaksa agung.

Yoon Suk Yeol menang tipis dalam pemilihan presiden 2022, dengan 48,56% suara. Sementara pesaingnya, Lee Jae-Myung berhasil memenangkan 47,83% suara.

Itulah profil singkat dari Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol yang baru-baru ini diminta mengundurkan diri oleh rakyatnya karena membuat sejumlah keputusan kontroversial.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1091 seconds (0.1#10.140)